Pemerintah Salurkan Bantuan Rumah Subsidi untuk Garda Depan Kesehatan

Kabar gembira bagi para tenaga kesehatan di Indonesia! Pemerintah, melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera), secara resmi memulai program penyaluran rumah subsidi bagi bidan, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Penyerahan kunci secara simbolis telah dilaksanakan di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, menandai dimulainya realisasi program yang sangat dinantikan ini.

Menteri PKP, Maruarar Sirait, bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, hadir langsung dalam acara serah terima kunci di Perumahan Puri Delta Asri 9. Penyaluran bantuan ini tidak hanya terpusat di Kendal, namun juga dilakukan secara serentak di berbagai daerah lain di Indonesia, termasuk Jayapura, Karawang, Kupang, Malang, Medan, dan Pontianak. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menjangkau seluruh tenaga kesehatan yang membutuhkan hunian layak di berbagai pelosok negeri.

"Saat ini Kementerian PKP dan BP Tapera telah mengalokasikan dana untuk rumah subsidi sebanyak 220 ribu unit. Dari jumlah tersebut kami alokasikan 30 ribu rumah untuk tenaga kesehatan, perawat dan bidan," ungkap Maruarar Sirait dalam keterangan tertulisnya. Angka ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendukung kesejahteraan para pahlawan kesehatan yang selama ini telah berjuang tanpa lelah.

Program rumah subsidi ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan kinerja para tenaga kesehatan, serta mendukung keberhasilan Program 3 Juta Rumah dan Program Cek Kesehatan Gratis yang menjadi prioritas pemerintah. Inisiatif ini juga menjadi bukti nyata perhatian pemerintah terhadap kebutuhan dasar para tenaga kesehatan, bukan hanya sekadar janji.

Maruarar Sirait menambahkan bahwa alokasi 30 ribu unit rumah subsidi tersebut terdiri dari 15 ribu unit untuk perawat, 10 ribu unit untuk bidan, dan 5 ribu unit untuk tenaga kesehatan lainnya. Pembagian ini disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah masing-masing kategori tenaga kesehatan di lapangan.

Beliau juga menceritakan inspirasi di balik program ini, yaitu pesan dari ibundanya yang berprofesi sebagai dokter. Ibunda Maruarar Sirait menekankan pentingnya penyediaan hunian layak bagi para tenaga kesehatan yang telah berdedikasi merawat masyarakat. Pesan ini menjadi pendorong utama bagi Maruarar Sirait untuk memperjuangkan program rumah subsidi ini.

"Dulu mama saya bekerja sebagai dokter di RS Cikini. Saya pernah bilang kalau saya pergi ke Kendal untuk memberikan kunci rumah bagi tenaga kesehatan, bidan dan perawat 30 ribu rumah. Tapi ibu saya bilang jumlahnya itu masih kurang dan perlu ditambah karena mereka masih butuh rumah layak dan berjuang untuk kesehatan rakyat," kenang Maruarar Sirait.

Pemerintah berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan kuota dan pendanaan program rumah subsidi, dengan prioritas utama diberikan kepada tenaga kesehatan, perawat, dan bidan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup para tenaga kesehatan di Indonesia.

"Kami akan berusaha menambah dan mencari pembiayaan untuk menambah kuota rumah subsidi dan akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan, perawat dan bidan. Jika ada 1.000 tenaga kesehatan, perawat, dan bidan, tercapai kami akan undang presiden untuk memberikan kunci tersebut. Terima kasih kepada Bank BTN dan BP Tapera yang telah bekerja keras mewujudkan impian para tenaga kesehatan, bidan, dan perawat yang ingin memiliki rumah layak huni dan berkualitas dengan KPR FLPP," pungkas Maruarar Sirait.