Kunjungan Utusan Presiden ke Desa Adat Cisungsang Ungkap Darurat Irigasi Ancam Ketahanan Pangan Lokal

Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, Muhamad Mardiono, mendapati keluhan mendalam terkait sistem irigasi yang krusial bagi keberlangsungan pertanian masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang, Lebak, Banten. Aspirasi ini mencuat saat Mardiono menghadiri ritual adat panen raya di desa tersebut, menunjukkan betapa pentingnya sektor pertanian bagi komunitas adat ini.

Mardiono menyampaikan bahwa kunjungannya merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Prabowo Subianto kepada seluruh jajaran kabinet untuk terjun langsung ke lapangan dan berinteraksi dengan masyarakat. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dan mencari solusi secepat mungkin, terutama yang berkaitan dengan ketahanan pangan.

Kondisi sistem irigasi di wilayah adat Kasepuhan Cisungsang memprihatinkan. Infrastruktur yang dibangun sejak 1989 tersebut mengalami kerusakan signifikan, mengancam produktivitas lahan pertanian. Kelembaban tanah yang tidak optimal dan risiko kekeringan menjadi ancaman nyata bagi keberlanjutan pertanian di wilayah tersebut. Mardiono menekankan bahwa masalah pengairan ini, jika tidak segera ditangani, dapat berdampak buruk pada produktivitas pertanian masyarakat adat yang telah mandiri pangan selama berabad-abad.

Mardiono berharap pemerintah daerah, baik kabupaten maupun provinsi, dapat segera mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah ini. Ia juga menekankan pentingnya memangkas birokrasi yang berbelit-belit agar perbaikan irigasi dapat segera terealisasi. Mardiono berjanji akan aktif berkomunikasi dengan pihak terkait untuk memastikan masalah ini menjadi prioritas bagi pemerintah di berbagai tingkatan.

Abah Usep, Ketua Adat Kasepuhan Cisungsang, menyambut baik kehadiran Mardiono dan para pejabat lainnya. Ia berharap agar masalah irigasi segera mendapat perhatian khusus demi mewujudkan cita-cita Presiden Prabowo Subianto dalam mencapai swasembada pangan nasional.

Masyarakat adat Kasepuhan Cisungsang mampu menghasilkan sekitar 49.300 ton padi per tahun melalui dua kali panen. Hal ini membuktikan kemandirian pangan mereka di tingkat lokal, bahkan memungkinkan mereka untuk menjual hasil panen ke luar daerah.

Mardiono menegaskan bahwa panen padi di wilayah adat Banten Selatan ini merupakan kontribusi penting dalam mendukung program pemerintah Presiden Prabowo untuk mewujudkan swasembada pangan. Ia menekankan bahwa ketahanan pangan nasional tidak dapat dipisahkan dari kedaulatan pangan lokal, yang tumbuh dan berakar kuat di komunitas-komunitas adat seperti Kasepuhan Cisungsang.

Ia berkomitmen bahwa pemerintah akan terus hadir untuk memastikan hak-hak masyarakat adat terpenuhi. Pemerintah akan mendampingi dan melindungi hak masyarakat adat dalam mengelola lahan, benih, dan sistem pangan mereka. Mardiono menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa ketahanan pangan adalah tanggung jawab bersama, yang dimulai dari kearifan lokal, dipupuk oleh semangat gotong-royong, dan diwujudkan dalam bentuk kemandirian dan keberlanjutan.

Berikut poin penting yang disampaikan:

  • Kerusakan sistem irigasi di Kasepuhan Cisungsang mengancam produktivitas pertanian.
  • Mardiono menekankan pentingnya swasembada pangan lokal dan peran komunitas adat.
  • Pemerintah berkomitmen untuk mendukung dan melindungi hak-hak masyarakat adat dalam pengelolaan pangan.