Jembatan Emas Pangkalpinang Terbengkalai Akibat Biaya Operasional Tinggi

Jembatan Eko Maulana Ali Suroso (Emas), ikon penghubung Kota Pangkalpinang dan Kabupaten Bangka, kini mangkrak dan tidak difungsikan untuk lalu lintas darat. Jembatan yang diharapkan menjadi solusi transportasi dan daya tarik wisata itu, kini hanya menjadi pemandangan semata.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, mengungkapkan bahwa bagian tengah jembatan dibiarkan terbuka permanen karena tingginya biaya operasional untuk mekanisme buka tutup. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan implikasi finansial dan potensi gangguan terhadap aktivitas pelayaran di alur muara Pelabuhan Pangkalbalam.

Menurut Hidayat, operasional buka tutup jembatan membutuhkan anggaran sebesar 18 juta rupiah setiap kali. Biaya ini dinilai terlalu besar dan dapat mengganggu alokasi anggaran untuk sektor lain, termasuk tunjangan pegawai. Dengan posisi jembatan yang terbuka, kapal-kapal dapat melintas tanpa harus menunggu jadwal buka tutup, sehingga memperlancar aktivitas pelayaran.

"Sementara jembatan posisi terbuka di tengah sehingga kapal mudah melintas. Saya akan buat surat edaran," ujar Hidayat.

Keputusan ini diambil setelah Hidayat melakukan inspeksi mendadak ke jembatan. Dalam sidaknya, Hidayat langsung menghubungi staf Dinas Pekerjaan Umum yang bertanggung jawab atas operasional jembatan dan menginstruksikan agar bagian tengah jembatan tetap dibiarkan terbuka.

"Karena jembatan ini sudah terlanjur dibuat dengan anggaran multiyears, maka kita bersabar dulu, tidak bisa buka tutup sementara ini," ucapnya.

Gubernur Hidayat juga menyayangkan desain awal jembatan yang menggunakan sistem buka tutup hidrolik. Ia berpendapat bahwa desain jembatan seharusnya dibuat melengkung agar tidak memerlukan mekanisme buka tutup yang mahal.

Jembatan Emas, yang dinamai untuk menghormati mantan Gubernur Bangka Belitung Eko Maulana Ali Suroso, dibangun sekitar satu dekade lalu. Proyek ini sejak awal menuai kritik karena dinilai tidak efisien dan berpotensi menghambat transportasi darat dan pelayaran. Kini, kritikan tersebut terbukti dengan terbengkalainya fungsi utama jembatan sebagai penghubung dan ikon daerah.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait situasi Jembatan Emas:

  • Biaya Operasional Tinggi: Anggaran yang dibutuhkan untuk operasional buka tutup jembatan dianggap terlalu besar.
  • Dampak pada Anggaran: Pemaksaan operasional jembatan dapat mengganggu alokasi anggaran untuk sektor lain.
  • Kelancaran Pelayaran: Posisi jembatan yang terbuka mempermudah lalu lintas kapal di Pelabuhan Pangkalbalam.
  • Desain Jembatan: Desain awal jembatan yang menggunakan sistem buka tutup hidrolik disayangkan.
  • Kritik Proyek: Proyek Jembatan Emas sejak awal menuai kritik terkait efisiensi dan potensi hambatan transportasi.