Insiden di Laut Merah: Jet Tempur AS Terjatuh dari Kapal Induk USS Harry S. Truman
Insiden memilukan terjadi di Laut Merah ketika sebuah jet tempur F/A-18E Super Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat dilaporkan jatuh dari kapal induk USS Harry S. Truman. Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan kerugian material yang signifikan, diperkirakan mencapai lebih dari 60 juta dolar AS atau sekitar 1 triliun rupiah, tetapi juga memicu pertanyaan tentang keamanan operasional di wilayah yang bergejolak tersebut.
Menurut laporan awal, insiden itu terjadi saat pesawat sedang dipindahkan di hanggar kapal induk. Diduga, kru yang bertugas kehilangan kendali atas pesawat dan traktor penarik yang digunakan, menyebabkan keduanya tergelincir dan jatuh ke laut. Seorang pelaut dilaporkan mengalami luka ringan dalam kejadian tersebut. Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Merah, di mana kelompok Houthi di Yaman secara aktif menargetkan kapal-kapal militer AS dan komersial yang melintas.
USS Harry S. Truman, kapal induk kelas Nimitz dengan bobot hampir 100.000 ton, memiliki kemampuan manuver yang luar biasa meskipun ukurannya sangat besar. Ditenagai oleh dua reaktor nuklir yang menggerakkan empat poros baling-baling, kapal induk ini mampu mencapai kecepatan lebih dari 34 mph. Namun, manuverabilitasnya tidak menghindarkannya dari insiden ini, yang menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi oleh kapal-kapal Angkatan Laut AS di wilayah tersebut.
F/A-18E Super Hornet adalah pesawat tempur multiperan supersonik bermesin ganda yang menjadi andalan Angkatan Laut AS. Pesawat ini mampu melakukan berbagai misi, baik udara-ke-udara maupun udara-ke-darat/permukaan. Dirancang dan awalnya diproduksi oleh McDonnell Douglas, Super Hornet pertama kali terbang pada tahun 1995 dan mulai diproduksi secara penuh pada tahun 1997 setelah penggabungan McDonnell Douglas dan Boeing. Kehilangan satu unit pesawat ini merupakan pukulan bagi kesiapan tempur Angkatan Laut AS.
Kejadian ini bukan pertama kalinya USS Harry S. Truman terlibat dalam insiden di wilayah tersebut. Pada bulan Februari lalu, kapal induk ini bertabrakan dengan kapal dagang di dekat Mesir. Selain itu, sebuah F/A-18 lain dari Truman juga pernah salah ditembak jatuh oleh kapal USS Gettysburg di Laut Merah pada bulan Desember, meskipun kedua pilot berhasil selamat dengan melontarkan diri.
Insiden terbaru ini semakin memperburuk situasi di Laut Merah, di mana kapal-kapal Angkatan Laut AS lainnya juga telah menjadi sasaran serangan Houthi. Awal tahun ini, sebuah kapal perusak AS di wilayah tersebut harus menggunakan sistem senjata jarak dekat Phalanx untuk menangkis serangan rudal jelajah yang ditembakkan oleh Houthi. Peningkatan frekuensi dan intensitas serangan ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk meningkatkan keamanan dan kewaspadaan di wilayah tersebut.
Angkatan Laut AS kini tengah melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti jatuhnya jet tempur F/A-18E Super Hornet dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Insiden ini menjadi pengingat akan risiko dan tantangan yang dihadapi oleh personel militer AS yang bertugas di wilayah-wilayah yang bergejolak di seluruh dunia.
- Jet tempur F/A-18E Super Hornet jatuh dari kapal induk USS Harry S. Truman di Laut Merah.
- Insiden terjadi saat pesawat sedang dipindahkan di hanggar kapal.
- Seorang pelaut mengalami luka ringan.
- Kerugian diperkirakan mencapai lebih dari 60 juta dolar AS.
- USS Harry S. Truman sebelumnya terlibat dalam insiden lain di wilayah tersebut.
- Kelompok Houthi di Yaman secara aktif menargetkan kapal-kapal militer AS.
- Angkatan Laut AS melakukan investigasi menyeluruh atas insiden tersebut.