Riau Tingkatkan Kesiapsiagaan Karhutla, Apel Gabungan Digelar di Lanud Roesmin Nurjadin
Pekanbaru, Riau – Apel Kesiapsiagaan Penanganan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) digelar di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, menandai peningkatan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau. Apel gabungan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat tinggi negara dan daerah, menunjukkan komitmen bersama dalam menghadapi ancaman Karhutla.
Irjen Pol Herry Heryawan, Kapolda Riau, turut hadir dalam apel yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan. Kehadiran para petinggi negara seperti Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Wakil Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Wamenkopolkam) Loedwijk Freidrick Paulu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, serta Gubernur Riau Abdul Wahid, semakin menegaskan keseriusan pemerintah dalam menangani isu krusial ini.
Dalam amanatnya, Menkopolkam Budi Gunawan menyampaikan apresiasi dari Presiden Prabowo Subianto atas kesiapsiagaan dan kerja keras seluruh pihak terkait dalam pencegahan dan penanggulangan Karhutla. Presiden menekankan bahwa isu kebakaran hutan bukan hanya berdampak pada kerusakan lingkungan dan kesehatan masyarakat, tetapi juga dapat mempengaruhi stabilitas politik dan hubungan internasional.
"Jangan sampai ada lagi kebakaran hutan dan lahan yang meluas yang dapat menjadi isu internasional," tegas Budi Gunawan, menekankan pentingnya mencegah Karhutla agar tidak menimbulkan dampak yang lebih luas, termasuk potensi konflik dengan negara tetangga akibat kabut asap.
Pemerintah telah mengambil langkah strategis dengan membentuk Desk Koordinasi Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan pada 13 Maret 2025. Langkah ini bertujuan untuk menyatukan seluruh kekuatan pemerintah pusat, daerah, TNI, Polri, serta melibatkan peran serta lembaga dan swasta dalam satu komando untuk menekan angka kebakaran hutan dan lahan hingga titik minimal, bahkan mencapai target zero kebakaran hutan dan lahan.
BMKG memprediksi musim kemarau tahun ini akan berlangsung mulai April hingga September 2025. Pemerintah terus memantau titik-titik panas (hotspot) melalui satelit di berbagai wilayah rawan Karhutla, termasuk Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Khusus di Riau, saat ini sudah berstatus darurat Karhutla dengan terdeteksi 144 titik api yang membakar lahan seluas 80 hektare.
Pemerintah telah menyiapkan strategi mitigasi dini, termasuk opsi modifikasi cuaca mulai 1 Mei, water bombing, patroli udara, serta pengisian embung, kanal, dan parit sebagai sumber air untuk pemadaman.
Menkopolkam Budi Gunawan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam mengimbau dan mengedukasi tentang bahaya Karhutla. Ia menekankan pentingnya menjaga hutan, melindungi masyarakat, dan menjaga nama baik bangsa di mata dunia dengan mencegah kebakaran hutan dan lahan.
Usai apel, Menkopolkam Budi Gunawan melakukan inspeksi terhadap personel dan peralatan yang dimiliki oleh kementerian/lembaga dan Pemerintah Provinsi Riau, memastikan kesiapan dalam menghadapi potensi Karhutla.
Jambore Karhutla Riau
Pemprov Riau dan Polda Riau telah melakukan apel kesiapsiagaan bencana Karhutla di Dumai. Upaya mitigasi seperti memberikan literasi dan imbauan terkait bencana Karhutla juga terus dilakukan.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Pemprov Riau dan Polda Riau juga menginisiasi Jambore Karhutla 2025 yang melibatkan pelajar dan mahasiswa. Kegiatan ini berlangsung di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Syarif Hasyim di Minas Jaya, Kabupaten Siak, pada 25-27 April 2025.
Jambore Karhutla 2025, yang digagas oleh Kapolda Riau Irjen Herry Heryawan, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran generasi muda akan bahaya Karhutla. Para peserta diberikan pengetahuan tentang Karhutla dan cara penanganannya.