Hambatan Investasi Lotte Group di Indonesia Mencuat, Menteri Investasi Melapor ke Presiden Prabowo

Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan P. Roeslani, mengungkapkan adanya sejumlah kendala yang dihadapi oleh Lotte Group dalam menjalankan investasinya di Indonesia. Informasi ini disampaikan setelah pertemuan antara petinggi Lotte dengan Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini.

Menurut Rosan, keluhan mengenai kendala investasi ini sebenarnya sudah diterima oleh Kementerian Investasi sebelum pertemuan tingkat tinggi tersebut. Pihaknya sedang mempelajari permasalahan yang ada untuk mencari solusi terbaik. Rosan mengindikasikan bahwa sumber kendala tersebut kemungkinan berasal dari kementerian atau instansi lain, bukan dari internal Kementerian Investasi. Ia berharap agar proses penyelesaian kendala ini dapat dipercepat.

Meskipun tidak menyebutkan secara spesifik instansi mana yang menjadi sumber masalah, Rosan menjelaskan bahwa Presiden Prabowo memberikan respon positif dan cepat terhadap laporan tersebut. Presiden meminta Lotte untuk merinci semua kendala yang dihadapi dan menyampaikannya kepada Kementerian Investasi agar dapat segera ditindaklanjuti. Dengan demikian, Kementerian Investasi dapat berperan aktif dalam menjembatani permasalahan yang mungkin timbul di instansi lain.

Dalam pertemuan tersebut, Lotte Group juga menyampaikan tawaran investasi bersama melalui anak perusahaannya, Lotte Chemicals. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa pabrik Lotte Chemicals di Indonesia direncanakan akan diresmikan antara bulan September dan Oktober 2025. Pabrik ini nantinya akan memproduksi berbagai produk petrokimia dalam skala besar.

Airlangga menambahkan bahwa Presiden Prabowo pada prinsipnya menyetujui partisipasi Indonesia dalam investasi Lotte Chemicals tersebut. Tugas untuk mengkaji dan menindaklanjuti investasi ini diberikan kepada Danantara, sebuah lembaga yang bergerak di bidang investasi.

Selain pertemuan dengan Chairman Lotte, Presiden Prabowo juga mengadakan pertemuan dengan 18 pemimpin perusahaan Korea Selatan lainnya yang tergabung dalam Federation of Korean Industries (FKI). Pertemuan ini mengindikasikan minat yang besar dari investor Korea Selatan untuk berinvestasi di Indonesia, serta keseriusan pemerintah Indonesia dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.