Antisipasi Gelombang Panas Ekstrem: Persiapan Jamaah Haji 2025 Jadi Perhatian Utama

Antisipasi Gelombang Panas Ekstrem: Persiapan Jamaah Haji 2025 Jadi Perhatian Utama

Musim haji 2025 diperkirakan akan diwarnai dengan cuaca panas ekstrem di Arab Saudi. Mengingat kondisi ini, para calon jemaah haji diimbau untuk mempersiapkan diri secara matang, terutama terkait perlengkapan yang sesuai untuk menghadapi suhu tinggi.

Pengalaman tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa panas ekstrem bukanlah hal baru selama musim haji. Pada tahun 2024, suhu di Arab Saudi bahkan mencapai puncaknya antara 46°C hingga 51°C. Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi otoritas setempat dan juga para jemaah.

Pusat Meteorologi Nasional Saudi telah mengeluarkan pengumuman bahwa musim haji 2025 akan menjadi puncak musim panas sebelum bergeser ke periode yang lebih sejuk. Pergeseran ini disebabkan oleh perubahan dalam kalender Islam yang memajukan tanggal haji sekitar 10 hari setiap tahunnya dalam kalender Gregorian. Mulai tahun 2026 hingga 2033, musim haji diperkirakan akan berlangsung di musim semi, diikuti dengan musim dingin hingga tahun 2041. Setelah itu, siklus musim panas akan kembali pada tahun 2042 dan berlangsung selama sembilan tahun.

Tantangan Musim Panas bagi Jamaah Haji

Beberapa musim haji terakhir telah menjadi tantangan tersendiri bagi para jemaah akibat cuaca panas yang ekstrem. Pada tahun 2024, Makkah mencatat suhu antara 46°C dan 51°C. Akibatnya, lebih dari 2.760 kasus sengatan panas dilaporkan, dan beberapa di antaranya berujung pada kematian.

Upaya Mitigasi Pemerintah Arab Saudi

Pemerintah Arab Saudi telah mengambil langkah-langkah proaktif untuk mengurangi risiko yang terkait dengan cuaca panas. Upaya-upaya tersebut meliputi penambahan area teduh, peningkatan penyediaan air, pemasangan unit pendingin, dan peluncuran kampanye publik untuk meningkatkan kesadaran jemaah tentang keselamatan dari panas.

Pada tahun 2024, Arab Saudi memperluas jaringan pemantauan cuaca dengan menambahkan 33 stasiun cuaca baru dan menggunakan sistem radar bergerak untuk meningkatkan pelacakan iklim secara real-time di zona ibadah haji. Hal ini memungkinkan pihak berwenang untuk merespons cuaca ekstrem dengan lebih cepat dan melindungi para jemaah.

Menjelang musim haji 2025, Arab Saudi bersiap untuk menyambut lebih dari 1,8 juta jemaah dari seluruh dunia. Ibadah haji tahun ini akan menjadi yang terakhir di bawah terik matahari musim panas sebelum pergantian musim dimulai pada 2026. Peralihan ke musim yang lebih sejuk ini diharapkan dapat mengurangi risiko kesehatan bagi para jemaah, terutama bagi mereka yang berusia lanjut atau tidak terbiasa dengan suhu tinggi.

Imbauan dan Panduan bagi Jemaah Haji

Kerajaan Arab Saudi telah meluncurkan kampanye dan memberikan informasi mengenai langkah-langkah perlindungan yang perlu diambil oleh jemaah untuk menghadapi musim panas. Kementerian Haji dan Umrah telah mengeluarkan panduan keselamatan yang mencakup tindakan pencegahan utama untuk meminimalkan risiko penyakit yang berhubungan dengan panas, seperti kelelahan dan dehidrasi.

Berikut adalah beberapa poin penting dalam panduan keselamatan tersebut:

  • Batasi Paparan Sinar Matahari: Hindari aktivitas di luar ruangan selama jam-jam puncak sinar matahari.
  • Tetap Terhidrasi: Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.
  • Hindari Kelelahan: Hindari aktivitas fisik yang berat.
  • Beristirahat Secara Teratur: Beristirahat di tempat teduh atau ber-AC.
  • Kenakan Pakaian yang Nyaman: Kenakan pakaian yang ringan, longgar, dan menyerap keringat.
  • Cari Bantuan Medis: Kenali tanda-tanda kelelahan akibat panas dan segera cari bantuan medis jika mengalami gejala yang parah.

Selain itu, otoritas Saudi telah menerapkan sistem pendingin canggih di seluruh Masjidil Haram dan tempat-tempat suci lainnya, termasuk tempat istirahat yang teduh, sistem pengkabutan, dan titik distribusi air dingin. Tenda ber-AC juga telah disiapkan di Mina dan Arafah, serta monitor tekanan panas dan mekanisme pengendalian massa untuk memastikan kelancaran pergerakan jemaah. Jalan-jalan di dekat tempat ibadah ditutupi dengan bahan putih reflektif untuk mengurangi panas, dan titik bantuan khusus menyediakan air dan payung bagi para jemaah.