Hasan Nasbi Mengundurkan Diri dari Kantor Komunikasi Kepresidenan, Sorotan Kembali pada Evaluasi Komunikasi Pemerintah
Mundurnya Hasan Nasbi dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) memicu kembali perbincangan mengenai efektivitas komunikasi pemerintah. Pengunduran diri yang diajukan pada 21 April 2025 ini terjadi di tengah sorotan terhadap gaya komunikasi pemerintahan yang dinilai kurang optimal.
Keputusan Hasan Nasbi untuk meninggalkan posisinya diumumkan secara terbuka, dengan menyatakan surat pengunduran dirinya telah diserahkan kepada Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet. Pengunduran diri ini menambah daftar evaluasi terhadap kinerja komunikasi pemerintahan, terutama setelah sebelumnya Presiden Prabowo Subianto sendiri mengakui adanya kekurangan dalam aspek tersebut.
Beberapa waktu lalu, Presiden Prabowo pernah menyinggung pernyataan Hasan Nasbi terkait insiden teror kepala babi yang ditujukan kepada seorang jurnalis. Kala itu, respons Hasan Nasbi dianggap kurang sensitif dan menuai kritik. Presiden Prabowo menilai komentar tersebut sebagai sebuah keteledoran dan kekeliruan. Pernyataan ini menjadi salah satu poin yang disoroti dalam evaluasi komunikasi pemerintah.
Dalam sebuah diskusi dengan para pemimpin redaksi media massa, Presiden Prabowo mengakui bahwa komunikasi publik menjadi salah satu area yang perlu diperbaiki dalam 150 hari pertama pemerintahannya. Ia menjelaskan bahwa fokus utama pada awal pemerintahan adalah bekerja cepat memenuhi kebutuhan masyarakat. Namun, pendekatan yang terlalu berorientasi pada kerja teknis menyebabkan komunikasi dengan masyarakat menjadi kurang intensif.
Presiden Prabowo juga menyoroti bahwa banyak anggota kabinetnya yang baru pertama kali bekerja di pemerintahan. Hal ini menyebabkan kurangnya kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menyampaikan pernyataan kepada publik. Presiden menekankan pentingnya adaptasi cepat bagi para pembantunya agar lebih memahami dinamika komunikasi pemerintahan yang selalu menjadi sorotan.
Berikut adalah point-point penting yang disampaikan oleh Presiden Prabowo :
- Pengakuan Kelemahan Komunikasi: Presiden Prabowo mengakui bahwa komunikasi pemerintah adalah area yang perlu diperbaiki.
- Fokus Awal pada Kerja Teknis: Pemerintah awalnya fokus pada kerja cepat, yang mengakibatkan kurangnya perhatian pada komunikasi publik.
- Kurangnya Pengalaman Kabinet: Banyak anggota kabinet baru yang belum terbiasa dengan sorotan publik, sehingga kurang hati-hati dalam berkomunikasi.
- Penyesalan atas Pernyataan: Presiden Prabowo menyesalkan pernyataan Hasan Nasbi terkait teror kepala babi dan menyebutnya sebagai keteledoran.
Dengan mundurnya Hasan Nasbi, diharapkan pemerintah dapat melakukan evaluasi menyeluruh terhadap strategi komunikasi yang selama ini diterapkan. Evaluasi ini diharapkan dapat menghasilkan perbaikan signifikan dalam penyampaian informasi kepada publik, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.