Penurunan Harga Telur dan Ayam: Permintaan Turun Jadi Faktor Utama, Pemerintah Cari Solusi
Penurunan harga telur dan daging ayam di tingkat konsumen menjadi perhatian pemerintah. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa penurunan ini disebabkan oleh melemahnya permintaan pasar setelah periode Natal dan Tahun Baru serta bulan Ramadan. Biasanya, permintaan telur meningkat signifikan pada saat-saat perayaan tersebut karena kebutuhan untuk membuat kue dan hidangan lainnya. Namun, setelah periode tersebut, permintaan cenderung menurun, yang kemudian berdampak pada penurunan harga.
Arief menjelaskan bahwa fluktuasi harga dalam rentang 5% hingga 10% masih dapat ditoleransi. Jika harga ideal telur adalah antara Rp 28.000 hingga Rp 30.000 per kilogram, maka harga Rp 26.000 hingga Rp 27.000 per kilogram masih dianggap wajar. Untuk mengatasi masalah ini, Bapanas berupaya melakukan intervensi pasar melalui berbagai cara.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan Badan Gizi Nasional untuk mengoptimalkan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Program ini diharapkan dapat menyerap lebih banyak telur dan daging ayam langsung dari peternak. Arief menargetkan agar para petani dan peternak dapat terhubung langsung dengan program MBG melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Saat ini, sudah terdapat 1.082 SPPG yang terlibat dalam program ini.
Bapanas menargetkan peningkatan jumlah SPPG yang terhubung dengan peternak hingga mencapai 1.500. Dengan asumsi setiap SPPG melayani sekitar 3.000 orang, maka program ini berpotensi menyerap sekitar 15 juta butir telur per hari. Hal ini diharapkan dapat menstabilkan harga di tingkat peternak dan memastikan ketersediaan pasokan telur dan daging ayam yang memadai.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah penurunan harga ini. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Kementerian Pertanian mengundang para pemangku kepentingan, termasuk peternak dan perwakilan industri, untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama. Mentan meminta jajarannya untuk turun tangan membantu peternak kecil agar tidak berjalan sendiri dalam menghadapi masalah ini.
Mentan menargetkan normalisasi harga dalam waktu dekat. Jika harga tidak kembali normal sesuai target, Mentan berjanji akan turun tangan langsung untuk menyelesaikan masalah ini.
Upaya-upaya ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang untuk menjaga stabilitas harga telur dan daging ayam di Indonesia, serta meningkatkan kesejahteraan para peternak.