Merajut Asa di Tengah Penantian: Kisah Para Pencari Kerja yang Bertahan dengan Pekerjaan Sampingan

Di tengah persaingan ketat dan proses seleksi yang panjang, mencari pekerjaan tetap menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang. Kebutuhan hidup yang mendesak memaksa para pencari kerja untuk mencari alternatif penghasilan sementara. Pekerjaan sampingan pun menjadi pilihan realistis untuk menyambung hidup sembari terus berburu peluang karir impian.

Sela, seorang wanita berusia 25 tahun, menjadi salah satu contoh nyata bagaimana seseorang beradaptasi dengan keadaan. Setelah kontrak kerjanya usai setahun silam, ia memilih membantu orang tuanya mengelola warung di rumah. "Kebetulan di rumah ada usaha, jadi bisa bantu-bantu," ujarnya. Meski bukan pekerjaan ideal, aktivitas ini memberinya kesempatan untuk tetap produktif sambil menunggu tawaran pekerjaan yang lebih baik.

Kisah serupa juga dialami oleh Agus, pria berusia 44 tahun yang hidup seorang diri. Setelah berhenti dari pekerjaannya di sebuah hotel akibat perselisihan internal, ia beralih menjadi pengemudi ojek online. "Saya punya aplikasi ojek online, jadi sekarang narik ojol," ungkapnya. Penghasilan sebagai pengemudi ojek online memang tidak besar, namun cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. "Alhamdulillah ada sampingan ini. Masih ada pemasukan. Kalau tidak, repot kalau menganggur, apalagi di Jakarta," imbuhnya.

Berbeda dengan Sela dan Agus, Ihsan, seorang pemuda berusia 19 tahun, memilih jalur yang unik. Setelah lulus SMK, ia sempat membuka usaha kedai kopi, namun bisnisnya tidak bertahan lama. Enam bulan kemudian, ia menutup kedainya dan beralih menjadi joki game online. "Saya joki Mobile Legends. Pendapatannya tidak seberapa, tapi lumayan untuk sehari-hari," katanya.

Meskipun berada dalam sektor informal, Ihsan membuktikan bahwa ada banyak cara untuk menghasilkan uang. Kisah Sela, Agus, dan Ihsan adalah cerminan dari kegigihan para pencari kerja dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Di tengah perjuangan individu dalam mencari pekerjaan, berbagai inisiatif pun hadir untuk membantu mereka mendapatkan peluang yang lebih baik. Salah satunya adalah bursa kerja (job fair) yang diselenggarakan di Jakarta Selatan, tepatnya di GOR Cilandak Barat dan GOR Pancoran. Acara ini menawarkan sekitar 4.800 lowongan pekerjaan dari 27 perusahaan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Provinsi Jakarta, Hari Nugrohi, menyampaikan harapan agar kegiatan ini dapat menyerap setidaknya 70 persen dari jumlah pendaftar. "Kami berharap minimal 70 persen dari pendaftar dapat terserap dan diterima sebagai pelamar di job fair ini," ujar Hari usai pembukaan Jakarta Job Fair 2025 di GOR Cilandak Barat.

Bursa kerja ini menjadi angin segar bagi para pencari kerja yang berharap mendapatkan pekerjaan impian. Dengan adanya kesempatan untuk bertemu langsung dengan perwakilan perusahaan dan mengikuti proses wawancara, peluang untuk mendapatkan pekerjaan pun semakin besar.

Berikut adalah poin penting yang perlu diperhatikan bagi para pencari kerja:

  • Persiapkan diri dengan baik: Pelajari informasi mengenai perusahaan yang akan dilamar, siapkan CV dan surat lamaran yang menarik, serta latih kemampuan wawancara.
  • Manfaatkan berbagai sumber informasi: Selain bursa kerja, manfaatkan juga situs web lowongan kerja, media sosial, dan jaringan pertemanan untuk mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan.
  • Jangan mudah menyerah: Proses mencari pekerjaan bisa memakan waktu dan tenaga. Tetaplah optimis, pantang menyerah, dan terus berusaha meningkatkan kemampuan diri.

Dengan persiapan yang matang, pemanfaatan sumber informasi yang optimal, dan semangat yang tak pernah padam, para pencari kerja diharapkan dapat meraih kesuksesan dalam karir mereka.