Serapan Beras Bulog Lampaui Target, Catatkan Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
Perum Bulog mencatatkan kinerja gemilang dalam penyerapan beras petani hingga 28 April 2025. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini berhasil menyerap 1,7 juta ton setara beras, sebuah pencapaian yang melampaui target dan menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah berdirinya Bulog sejak 1967.
Direktur Utama Perum Bulog, Novi Helmy Prasetya, mengungkapkan bahwa fokus utama penyerapan kali ini adalah pada gabah panen kering (GKP), sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto. Dari total penugasan 3 juta ton setara beras, Bulog menargetkan penyerapan 2,5 juta ton GKP dan 1.665.503 ton beras.
"Realisasi sampai saat ini menunjukkan bahwa kami telah menyerap 2.058.470 ton gabah dan 563.518 ton beras. Ini membuktikan komitmen kami untuk berpihak kepada petani," ujar Novi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta.
Secara persentase, serapan gabah mencapai 82,67% dan beras 33,83%. Jika dikonversikan, total serapan mencapai 1,7 juta ton setara beras. Novi menjelaskan bahwa angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Berikut adalah data serapan Bulog dalam beberapa tahun terakhir (setara beras):
- 2020: 176.148 ton
- 2021: 572.889 ton
- 2022: 265.290 ton
- 2023: 296.300 ton
- 2024: 259.976 ton
- 2025 (hingga 28 April): 1,7 juta ton
"Alhamdulillah, kami telah menyerap 1,7 juta ton setara beras, mencapai kurang lebih 57,9% dari target. Ini adalah serapan gabah terbesar sepanjang sejarah Bulog, sebuah pencapaian yang sangat masif," pungkas Novi.
Keberhasilan Bulog dalam menyerap hasil panen petani ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga beras di tingkat petani, sekaligus memastikan ketersediaan pasokan beras nasional.