Investasi Baterai Kendaraan Listrik: Huayou Gandeng Raksasa Global

Ekspansi Proyek Baterai Kendaraan Listrik: Kemitraan Strategis Huayou dengan Perusahaan Global Terungkap

Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengindikasikan adanya penambahan investor strategis yang akan bergabung dengan Huayou dalam proyek ambisius pengembangan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia. Langkah ini menandai babak baru dalam upaya Indonesia untuk menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global baterai EV.

Huayou, perusahaan terkemuka asal Tiongkok, sebelumnya ditunjuk untuk menggantikan LG Energy Solution dalam proyek strategis yang dikenal sebagai 'Indonesia Grand Package'. Proyek ini bertujuan untuk membangun ekosistem baterai EV yang komprehensif di Indonesia.

Sejalan dengan perkembangan tersebut, Bahlil menjelaskan bahwa LG awalnya memegang peran penting dalam proyek 'Indonesia Grand Package', dengan target membangun kapasitas produksi sel baterai sebesar 30 gigawatt hour (GWh). Proyek tersebut telah membuahkan hasil dengan berdirinya pabrik sel baterai EV pertama di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini merupakan hasil kolaborasi antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power, dan saat ini beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 GWh.

Dengan demikian, masih terdapat sisa kapasitas produksi sebesar 20 GWh yang perlu dibangun. Huayou akan mengambil alih peran ini, dan Bahlil meyakinkan bahwa perusahaan tersebut akan bekerja sama dengan mitra strategis untuk mewujudkan target tersebut. "Pasti ada mitra yang akan membangun 20 giga berikutnya. Tunggu pengumuman resminya," ungkap Bahlil di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

Bahlil menekankan bahwa mitra yang akan bergabung dengan Huayou memiliki kompetensi yang tak diragukan lagi, bahkan termasuk dalam jajaran tujuh perusahaan terbesar di dunia. "Ini bukan perusahaan sembarangan. Mereka masuk tujuh besar di dunia. Tentu kita tidak akan memilih partner yang belum teruji dan tidak memenuhi standar. Semua sudah melalui proses seleksi yang ketat," tegasnya.

Menanggapi pertanyaan mengenai asal negara mitra tersebut, Bahlil menyatakan bahwa pemerintah Indonesia membuka pintu bagi investor dari berbagai negara. Menurutnya, perusahaan dari negara manapun memiliki kesempatan yang sama untuk berinvestasi di Indonesia. "Kita tidak membatasi diri pada China, Arab, Eropa, atau Korea. Siapapun yang ingin berinvestasi di Indonesia, kami tidak membeda-bedakan. Kita tidak ingin terpaku pada satu pilihan. Jika investor A tidak datang, kita tidak bisa terus menunggu," pungkas Bahlil.

Pengumuman resmi mengenai identitas mitra strategis Huayou diharapkan dapat segera dilakukan, yang akan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam industri baterai kendaraan listrik global.