Antisipasi Kebijakan Tarif AS, Pemerintah Intensif Pantau Perkembangan Ekonomi Global

Jakarta - Pemerintah Indonesia meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi dampak kebijakan tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat (AS). Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya pemantauan harian terhadap perkembangan kebijakan ekonomi AS, khususnya terkait tarif impor, untuk memastikan kesiapan Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.

"Setiap hari, kita harus mencermati apakah ada kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Pemerintah AS. Hal ini penting untuk meminimalisir dampak negatif terhadap perekonomian nasional," ujar Menperin Agus dalam pertemuan dengan Komisi VII DPR RI.

Menurut Agus, meskipun ekspor produk manufaktur Indonesia ke AS hanya menyumbang 9,94 persen dari total ekspor, nilai tersebut sangat signifikan karena memberikan kontribusi besar terhadap surplus perdagangan Indonesia. "Amerika Serikat adalah mitra dagang yang penting bagi Indonesia. Surplus perdagangan kita dengan AS mencapai 14,34 persen, dan kontribusi surplus ekspor manufaktur dari AS mencapai hampir setengahnya," jelasnya.

Menperin menambahkan bahwa sebagian besar perdagangan Indonesia dengan negara lain mengalami defisit. Oleh karena itu, surplus perdagangan dengan AS menjadi sangat krusial untuk menjaga keseimbangan neraca perdagangan Indonesia.

Kebijakan tarif yang diterapkan AS berpotensi mempengaruhi daya saing produk ekspor Indonesia. Pemerintah berupaya untuk mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja ekspor dan memitigasi dampak negatif dari kebijakan tersebut.

Pemerintah Indonesia terus berupaya menjalin dialog dan negosiasi dengan pemerintah AS untuk mencari solusi terbaik dalam menghadapi tantangan perdagangan global. Selain itu, pemerintah juga mendorong diversifikasi pasar ekspor dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada satu negara mitra dagang.