Dedi Mulyadi Soroti Kondisi Fisik Generasi Muda: Rawan Cedera dan Ketergantungan Kendaraan Bermotor

Mantan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi fisik generasi muda saat ini. Dalam sebuah diskusi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Dedi menyoroti fenomena kerapuhan fisik yang dialami banyak anak muda.

Menurutnya, banyak anak muda sekarang memiliki kondisi fisik yang kurang prima. Ia mencontohkan, aktivitas sederhana seperti adu panco saja bisa menyebabkan patah tulang. Bahkan, gerakan melompat pun seringkali berujung pada keseleo.

"Coba tanyakan kepada jajaran TNI dan Polri. Apa yang terjadi pada anak muda hari ini? Tangan mereka rapuh. Main panco saja bisa patah," ujarnya, Selasa (29/4/2025).

Dedi menduga, kondisi ini dipicu oleh pola konsumsi yang kurang sehat dan minimnya aktivitas fisik. Ia menyoroti konsumsi junk food dan fast food yang berlebihan, serta kurangnya kebiasaan berjalan kaki.

"Karena makanannya junk food, fast food. Yang kedua, kakinya kalau loncat latihan, loncat dari mobil saja bisa patah dan keseleo," imbuhnya.

Lebih lanjut, Dedi juga menyoroti tingginya penggunaan kendaraan bermotor di kalangan anak muda. Ia berencana untuk melakukan audit terhadap subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dialokasikan untuk sepeda motor, terutama yang digunakan oleh anak-anak di bawah umur.

"Negara itu berapa sih kebutuhan subsidi BBM yang digunakan untuk motor-motor yang digunakan oleh anak-anak di bawah umur yang belum waktunya berkendaraan bermotor. Coba hitung, saya malah akan melakukan audit itu," tegasnya. Dedi mempertanyakan efektivitas subsidi BBM yang justru dinikmati oleh kelompok usia yang belum seharusnya mengendarai kendaraan bermotor, sehingga mendorong ketergantungan pada kendaraan dan mengurangi aktivitas fisik.

Kondisi ini, menurut Dedi, memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat dan aktivitas fisik di kalangan generasi muda. Selain itu, perlu juga peninjauan terhadap kebijakan subsidi yang dapat memicu ketergantungan pada kendaraan bermotor.