Mengapa Kopi Memicu Dorongan Buang Air Besar? Ini Penjelasannya

Kopi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian banyak orang, khususnya di perkotaan. Secangkir kopi di pagi hari sering dianggap sebagai pemicu semangat dan energi untuk memulai hari. Namun, bagi sebagian orang, kenikmatan kopi pagi bisa berujung pada kebutuhan mendesak untuk buang air besar (BAB).

Fenomena ini tentu menimbulkan pertanyaan. Apa sebenarnya yang menyebabkan kopi, minuman yang digemari banyak orang, justru memicu dorongan untuk ke toilet? Meski tidak semua orang mengalami efek ini, penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar populasi merasakan dampak yang sama. Menariknya, wanita cenderung lebih rentan mengalami efek ini dibandingkan pria.

Beberapa faktor dapat menjelaskan mengapa minum kopi dapat memicu keinginan untuk BAB:

  • Stimulasi oleh Kafein: Kafein, senyawa yang secara alami terdapat dalam kopi, dikenal memiliki efek stimulan pada sistem pencernaan. Kafein dapat meningkatkan kadar hormon yang berperan dalam mengatur aktivitas saluran pencernaan. Peningkatan hormon ini dapat memicu kontraksi otot-otot usus, sehingga mempercepat proses pengolahan dan pembuangan limbah.

  • Pengaruh pada Kontraksi Usus: Saat tidur, aktivitas organ tubuh melambat, termasuk sistem pencernaan. Ketika kita bangun dan mengonsumsi sesuatu, sistem pencernaan kembali aktif. Jika kopi menjadi minuman pertama yang masuk ke tubuh di pagi hari, usus besar akan terstimulasi untuk segera bekerja dan berkontraksi. Kontraksi ini mendorong makanan dan limbah menuju rektum, memicu keinginan untuk BAB.

  • Peningkatan Produksi Gastrin: Kopi tidak hanya memberikan energi pada pikiran, tetapi juga memicu berbagai fungsi tubuh. Kopi merangsang produksi gastrin, hormon yang bertanggung jawab atas motilitas lambung. Gastrin menyebabkan kontraksi otot di lambung (peristaltik), yang kemudian memicu pergerakan usus.

Beberapa faktor tambahan dapat memperkuat efek kopi terhadap keinginan untuk BAB:

  • Waktu Konsumsi: Minum kopi di pagi hari cenderung memberikan efek yang lebih kuat karena usus lebih cepat aktif setelah istirahat semalaman.

  • Jenis Kopi: Kadar kafein dalam kopi bervariasi tergantung pada jenisnya. Kopi robusta umumnya memiliki kadar kafein lebih tinggi daripada arabika. Kopi decaf, di sisi lain, memiliki kadar kafein yang rendah atau bahkan nol. Semakin tinggi kadar kafein, semakin kuat stimulasi pada sistem pencernaan, sehingga meningkatkan pergerakan feses melalui usus. Meskipun demikian, kopi tanpa kafein pun masih dapat memicu keinginan untuk BAB pada beberapa orang.

  • Suhu Kopi: Kopi yang diseduh dengan air panas umumnya memiliki kadar kafein yang standar. Namun, es kopi seringkali direndam lebih lama untuk menghasilkan seduhan yang lebih pekat. Kopi yang lebih pekat dapat meningkatkan produksi hormon secara lebih langsung dan memicu kontraksi usus besar yang menyebabkan BAB.

Dengan memahami berbagai faktor yang memengaruhi respons tubuh terhadap kopi, kita dapat lebih memahami mengapa minuman yang kita nikmati ini terkadang dapat memicu dorongan untuk buang air besar.