Banten Siaga: Penemuan Kasus TBC Lampaui Target Nasional, Skrining Intensif Digalakkan

Pemerintah Provinsi Banten tengah meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran Tuberkulosis (TBC) setelah mencatat temuan kasus yang signifikan pada tahun 2024. Dinas Kesehatan Provinsi Banten (Dinkes) melaporkan telah menemukan 72 ribu kasus TBC baru, melampaui target yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.

Kepala Dinkes Banten, Ati Pramudji Hastuti, mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari pelaksanaan 120 ribu pengujian TBC. Ia menambahkan, angka temuan ini melampaui 100 persen dari target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan.

"Temuan kita tahun 2024 melebihi 100 persen dari target yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, yaitu 72 ribu kasus di Banten dari target 50 ribu kasus yang ditetapkan pemerintah pusat. Jadi, kinerja kita jauh lebih tinggi," ujar Ati Pramudji Hastuti usai acara peluncuran Skrining TBC 2025 di Sport Center Indomilk, Kabupaten Tangerang.

Gubernur Banten, Andra Soni, mengapresiasi kinerja Dinkes Banten dalam penemuan kasus TBC ini. Menurutnya, tingginya angka temuan justru menjadi indikator positif yang menunjukkan efektivitas program skrining dan deteksi dini yang dijalankan.

"Provinsi Banten salah satu yang menemukan kasus baru TBC terbanyak, artinya kinerja Dinas Kesehatan dalam posisi maksimal," ungkap Andra Soni.

Gubernur Andra Soni juga menekankan pentingnya untuk terus meningkatkan upaya deteksi dan penanganan TBC di Banten. Ia menginstruksikan Dinkes untuk lebih gencar melakukan skrining dan memberikan pengobatan yang optimal kepada para penderita TBC hingga sembuh total.

"Kita akan optimalkan, dan temuan baru tuberkulosis di Banten harus terus ditemukan dalam rangka TOS TB, Temukan, Obati, Sampai Sembuh. Insyaallah akan kita masifkan," tegasnya.

Namun, Andra Soni mengakui bahwa masih terdapat tantangan dalam penanggulangan TBC, terutama terkait stigma dan kurangnya kesadaran masyarakat. Banyak warga yang enggan memeriksakan diri karena takut terdiagnosis TBC. Padahal, TBC adalah penyakit menular yang berbahaya dan memerlukan penanganan medis yang tepat.

"Karena memang ada paradigma di masyarakat bahwa mereka takut memeriksakan kesehatannya. Padahal harus kita promosikan, 'lebih baik mencegah daripada mengobati.' Kalau ditemukan mengidap TBC, ya harus diobati," katanya.

Untuk mengatasi masalah ini, Pemprov Banten berencana untuk meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai TBC. Selain itu, pemerintah juga akan berupaya untuk menghilangkan stigma negatif yang melekat pada penyakit ini.

Berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan oleh Pemprov Banten dalam upaya penanggulangan TBC:

  • Peningkatan Skrining TBC: Dinkes akan terus meningkatkan jumlah skrining TBC di seluruh wilayah Banten, terutama di daerah-daerah yang memiliki risiko tinggi.
  • Pengobatan Intensif: Penderita TBC akan diberikan pengobatan yang intensif dan dipantau secara berkala untuk memastikan kesembuhan.
  • Edukasi Masyarakat: Pemprov Banten akan melakukan kampanye edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai TBC dan pentingnya pencegahan.
  • Penghapusan Stigma: Pemprov Banten akan berupaya untuk menghilangkan stigma negatif yang melekat pada TBC agar masyarakat tidak takut untuk memeriksakan diri.

Diharapkan dengan upaya-upaya ini, angka kasus TBC di Banten dapat ditekan dan kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan.