Terlilit Biaya Medis Ibu, Seorang Wanita Muda Berjuang dengan 20 Pinjaman Online

Di tengah maraknya platform pinjaman online (pinjol), seorang wanita muda bernama Sarah (29) harus menghadapi kenyataan pahit terjerat utang demi menutupi biaya pengobatan ibunya yang terus membengkak. Dengan penghasilan bulanan yang terbatas, Sarah merasa terdesak untuk mencari solusi cepat guna memenuhi kebutuhan mendesak.

"Gaji saya tidak cukup untuk biaya pengobatan ibu dan kebutuhan lainnya. Saya juga harus membiayai sekolah adik saya. Abang saya hanya bekerja sebagai pengemudi ojek online, dan kami masih harus membayar tunggakan asuransi. Biaya obat-obatan saja bisa mencapai lebih dari satu juta rupiah per bulan," ungkap Sarah dengan nada putus asa.

Ketergantungan Sarah pada pinjol dimulai tiga tahun lalu, ketika ia mengetahui bahwa ayahnya meninggalkan tunggakan asuransi kesehatan yang belum dibayarkan. Situasi ini semakin rumit karena ia harus menanggung beban tersebut meskipun ayahnya telah meninggal dunia.

"Ternyata asuransi itu tidak mengcover. Jadi, meskipun ayah saya sudah meninggal, cicilannya tetap harus dibayar," jelas Sarah.

Selain mengurus tunggakan asuransi, Sarah juga harus merawat ibunya yang menderita diabetes. Kondisi ini membuatnya semakin terdesak dan memaksanya untuk mencari pinjaman dari berbagai sumber.

"Saya terpaksa gali lubang dari pinjol untuk menutupi lubang lainnya. Sampai akhirnya saya membuka sekitar 20 pinjol, baik yang resmi maupun yang tidak terdaftar di OJK," ungkap Sarah.

Sarah menjelaskan bahwa setiap pinjaman yang ia ambil dari aplikasi berkisar satu juta rupiah. Namun, denda yang dibebankan sangat memberatkan, sehingga total pelunasan utangnya jauh lebih tinggi dari jumlah yang dipinjam.

Dalam upaya melunasi utangnya, Sarah sempat mempertimbangkan untuk menjual beberapa aset berharga. "Saya sempat menjual handphone dan hampir menjual rumah, tetapi akhirnya tidak jadi," kenang Sarah.

Untuk mengatasi beban utang pinjol yang menumpuk, Sarah mencoba melunasi utangnya dengan meminjam uang dari orang lain. Ia juga mengikuti saran temannya untuk meminta keringanan pembayaran kepada pihak pinjol.

"Saya menutup beberapa pinjol dengan cara meminjam uang dari teman. Saya juga diajari untuk meminta keringanan agar bisa membayar pokoknya saja tanpa bunga. Alhamdulillah, beberapa sudah lunas," ujar Sarah dengan nada lega.