Pemkab Buleleng Gandeng Undiksha Atasi Problematika Ratusan Siswa SMP yang Belum Lancar Membaca

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng mengambil langkah proaktif dalam mengatasi permasalahan kemampuan membaca yang dialami oleh ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayahnya. Sebagai upaya konkret, Pemkab Buleleng menggandeng Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja untuk melakukan kajian mendalam dan mencari solusi yang tepat sasaran.

Inisiatif ini diwujudkan melalui serangkaian kegiatan yang diawali dengan skrining komprehensif terhadap 375 siswa SMP yang teridentifikasi kurang lancar dalam membaca. Proses skrining ini melibatkan tim gabungan dari Pemkab Buleleng dan akademisi Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha Singaraja. Tujuan utama dari skrining ini adalah untuk mengidentifikasi akar permasalahan yang menyebabkan siswa-siswa tersebut mengalami kesulitan membaca. Apakah disebabkan oleh disleksia, disabilitas, kurangnya motivasi, perbedaan gaya belajar, atau faktor-faktor lainnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, menjelaskan bahwa hasil asesmen dari skrining ini akan menjadi dasar penentuan pendekatan yang paling efektif untuk masing-masing siswa. Pendampingan intensif akan diberikan kepada siswa-siswa yang membutuhkan, dengan melibatkan guru dan mahasiswa FIP Undiksha yang telah mendapatkan pelatihan khusus.

  • Pendampingan ini diharapkan dapat membantu guru memahami kondisi individual siswa dan memberikan dukungan yang sesuai.
  • Sistem pembelajaran klasikal yang selama ini diterapkan di sekolah akan dievaluasi, mengingat tidak semua siswa memiliki kebutuhan dan gaya belajar yang sama.

Dekan FIP Undiksha, I Wayan Widiana, menambahkan bahwa tim yang diterjunkan terdiri dari dosen, pakar pendidikan, dan mahasiswa FIP yang telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan. Setiap siswa akan mendapatkan waktu skrining selama satu hari penuh. Proses pendampingan akan dilakukan secara bertahap, dengan durasi awal antara satu hingga tiga bulan, dan dapat diperpanjang hingga enam bulan jika diperlukan.

Bagi siswa yang terindikasi memiliki kebutuhan khusus, Pemkab Buleleng akan memberikan fasilitas pendampingan di Sekolah Luar Biasa (SLB) milik Pemerintah Provinsi Bali. Siswa-siswa ini akan tinggal di asrama dengan seluruh kebutuhan hidup ditanggung oleh pemerintah.

Upaya ini merupakan komitmen Pemkab Buleleng untuk memastikan bahwa tidak ada lagi siswa yang tertinggal dalam kemampuan membaca pada tahun ajaran baru mendatang. Dengan melibatkan akademisi dan menerapkan pendekatan yang personal, diharapkan permasalahan kemampuan membaca siswa SMP di Buleleng dapat teratasi secara komprehensif dan berkelanjutan.