Kesehatan Mental Jadi Sorotan dalam Thunderbolts*: Yelena Belova Bergelut dengan Depresi
Film Thunderbolts*, arahan Jake Schreier, mengambil pendekatan berbeda dalam genre superhero dengan mengeksplorasi isu kesehatan mental melalui karakter Yelena Belova, diperankan oleh Florence Pugh. Dengan sentuhan dari penulis naskah Eric Person dan Joanna Calo, film ini menyajikan potret perjuangan melawan depresi dan kehampaan yang dialami oleh seorang pahlawan super.
Thunderbolts* membuka tabir kehidupan Yelena setelah berbagai misinya. Ia digambarkan sebagai sosok yang kehilangan arah dan tujuan, merasa hampa meski dikelilingi oleh kesibukan dan kemewahan. Kegelisahan Yelena tergambar jelas dalam adegan-adegan yang menampilkan kesendiriannya, mengingatkan pada realitas kehidupan pekerja urban yang merasa terasing di tengah hiruk pikuk kota.
Upaya Yelena mencari jawaban dan dukungan dari ayahnya, Red Guardian, justru berujung pada respons yang kurang sensitif. Red Guardian, dengan pandangan yang lebih pragmatis, menyarankan Yelena untuk bersyukur atas pekerjaan dan materi yang dimilikinya. Namun, Yelena merasa bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat dibeli dengan uang atau pencapaian materi.
Pergulatan batin Yelena membawanya bertemu dengan Bob, atau Sentry, diperankan oleh Lewis Pullman, seorang pria misterius yang juga berjuang dengan masalah kesehatan mental yang kompleks. Bob digambarkan sebagai individu yang merasa tidak diinginkan dan selalu melakukan kesalahan di mata orang-orang terdekatnya. Bersama-sama, Yelena dan Bob mencoba mencari jalan keluar dari kegelapan yang melanda mereka, meskipun tanpa panduan yang jelas.
Kisah Thunderbolts menyoroti pentingnya support system dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Berbeda dengan Bob, Yelena memiliki orang-orang di sekitarnya yang perlahan mulai memahami dan mendukungnya. Momen ketika Yelena meluapkan emosinya kepada ayahnya menjadi titik balik yang membantunya terhindar dari call of the void, sebuah ancaman yang tidak hanya dihadapi oleh Yelena dan Bob, tetapi juga oleh seluruh tim Thunderbolts**, meski dalam manifestasi yang berbeda.
Thunderbolts menawarkan perspektif baru dalam film superhero dengan menempatkan isu kesehatan mental sebagai fokus utama. Film ini mengingatkan bahwa depresi dan masalah kesehatan mental tidak mengenal batasan, bahkan pahlawan super pun rentan terhadapnya. Lebih dari sekadar aksi dan kekuatan super, Thunderbolts** menyampaikan pesan universal tentang pentingnya dukungan, pemahaman, dan penerimaan dalam menghadapi tantangan kehidupan.
Melalui visual yang kuat dan cerita yang menyentuh, Thunderbolts* berhasil mengeksplorasi tema kesehatan mental dengan cara yang relevan dan bermakna. Film ini memberikan harapan bahwa masa depan Marvel akan semakin cerah dengan cerita-cerita yang lebih dewasa dan mendalam.