Vivienne Westwood: Punk dan Pemberontakan Merambah Dunia Gaun Pengantin

Era baru telah dimulai bagi rumah mode Vivienne Westwood. Merek ikonis Inggris ini, yang didirikan oleh mendiang Dame Vivienne Westwood pada tahun 1971, untuk pertama kalinya menggelar peragaan busana khusus yang didedikasikan untuk koleksi bridal-nya. Pertunjukan yang memukau ini menjadi sorotan utama di Barcelona Bridal Fashion Week, menandai babak baru dalam evolusi merek tersebut.

Bertempat di Universitat de Barcelona yang bersejarah, peragaan busana ini menampilkan 35 tampilan yang menawan, terdiri dari haute couture dan busana made-to-order. Koleksi ini dengan berani merangkum semangat non-conformist yang telah lama diasosiasikan dengan Westwood, menantang norma-norma tradisional dunia mode pengantin.

Walaupun nama Vivienne Westwood mungkin tidak sepopuler Vera Wang atau Oscar de la Renta dalam hal gaun pengantin, merek ini telah lama menjadi pilihan utama bagi para calon pengantin yang mencari sesuatu yang unik, subversif, dan berani. Westwood adalah pelopor dalam menggabungkan estetika punk ke dalam dunia bridal, sebuah tren yang ia mulai pada tahun 1990-an. Mendiang desainer, yang meninggal pada Desember 2022, dikenal karena semangat aktivismenya dan penolakannya terhadap konvensi, menggunakan gaun pengantin sebagai kanvas untuk ekspresi politik, pribadi, dan estetika.

Dalam dunia bridal yang seringkali dicirikan oleh kemewahan konservatif dan konsumsi berlebihan, Westwood menanamkan semangat pemberontakan dan individualitas. Andreas Kronthaler, suami dan direktur kreatif rumah mode tersebut, mengatakan, "Orang-orang tertarik pada Vivienne karena dia mewakili sesuatu yang lebih besar dari sekadar pakaian. Dia memperjuangkan kekuatan, keberanian, dan perempuan."

Filosofi ini tercermin dalam desain Westwood, yang seringkali menampilkan teknik draping yang rumit dan corset yang membentuk tubuh sambil tetap memungkinkan kebebasan berekspresi. Gaun pengantin Westwood bukan hanya cantik; mereka juga memiliki makna politis, historis, dan emosional.

Gaun pengantin Vivienne Westwood menjadi simbol yang tak terlupakan dalam film Sex and the City (2008), dikenakan oleh Carrie Bradshaw yang diperankan oleh Sarah Jessica Parker. Gaun itu secara dramatis mewakili cinta yang gagal dan citra pengantin urban yang kompleks. Gaun yang sama muncul kembali dalam serial And Just Like That, membuktikan daya tahannya dalam budaya pop.

Kontribusi Westwood melampaui dunia film. Ia merancang pakaian pernikahan untuk aktivis kontroversial Julian Assange dan istrinya, sebuah tindakan yang menggabungkan mode dan solidaritas politik. Setiap jahitan menceritakan kisah perlawanan.

Saat generasi milenial dan Gen Z mengubah makna pernikahan dan individualitas, pendekatan Westwood menjadi semakin relevan. Koleksi bridal rumah mode ini menawarkan berbagai pilihan, termasuk celana panjang, blazer, dan potongan multiguna yang dapat dikenakan kembali. Tren ini mencerminkan preferensi pengantin modern untuk fleksibilitas daripada kemegahan tradisional.

Peragaan busana di Barcelona lebih dari sekadar menampilkan koleksi baru. Ini adalah pernyataan Kronthaler bahwa dunia bridal bukan lagi domain eksklusif dari siluet klasik dan warna putih. Segmen bridal kini menjadi panggung ekspresi dan transformasi pribadi, nilai-nilai yang telah dianut oleh Westwood sejak ia menciptakan gaun pengantinnya sendiri untuk pernikahan pertamanya pada tahun 1962.

Koleksi pengantin Vivienne Westwood, yang awalnya hanya tersedia untuk klien pribadi, telah berkembang menjadi lini ready-to-wear dan made-to-order sejak 2019. Butik bridal Vivienne Westwood sekarang dapat ditemukan di lima kota besar di seluruh dunia, menawarkan gaun dengan harga mulai dari US$ 4.790 hingga US$ 14.000.

Rumah mode ini menghadapi persaingan dari merek-merek besar lainnya yang juga berusaha menjangkau pasar pengantin non-konvensional. Namun, Vivienne Westwood tetap teguh pada pesannya bahwa pernikahan harus menjadi hari di mana setiap orang merasa aman untuk menjadi dirinya sendiri, bahkan seorang punk.