Kajian dan Pemugaran Situs Gunung Padang Kembali Bergulir: Kementerian Kebudayaan Gandeng BRIN

markdown Upaya menghidupkan kembali Situs Gunung Padang sebagai pusat penelitian dan warisan budaya terus bergulir. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyatakan komitmennya untuk melanjutkan kajian mendalam dan melaksanakan pemugaran situs prasejarah yang terletak di Cianjur, Jawa Barat ini.

Fadli Zon menyampaikan rencana ini di Bandung, menekankan pentingnya merawat dan mengembangkan Situs Gunung Padang. Penemuan situs ini sejak tahun 1914 telah menarik perhatian dunia, memicu berbagai teori dan spekulasi tentang asal-usul dan fungsinya.

Gunung Padang, dengan lanskap bebatuan megalitikumnya yang unik, telah menjadi daya tarik wisata yang signifikan. Situs ini bahkan dikaitkan dengan berbagai klaim fantastis, seperti situs sejarah tertua di dunia atau piramida tertua yang mendahului Piramida Giza di Mesir.

Meskipun demikian, penilaian ilmiah terhadap Gunung Padang mengalami pasang surut. Fadli Zon menegaskan bahwa penelitian akan dilanjutkan dengan menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Keterlibatan BRIN diharapkan dapat memberikan landasan ilmiah yang kuat untuk pemugaran situs.

"Penelitian bisa dilanjutkan dengan bekerja sama dengan BRIN. Untuk pemugaran dari situs itu adalah domain Kementerian Kebudayaan. Kita akan coba pemugaran, tapi yang didasarkan pada kaidah dari kajian-kajian yang ada," ujar Fadli Zon.

Ia menambahkan bahwa pemugaran akan dilakukan dengan hati-hati, berlandaskan pada hasil kajian para peneliti. Fadli Zon menyadari bahwa pemugaran mungkin tidak dapat mengembalikan Situs Gunung Padang ke wujud aslinya secara sempurna, mengingat tidak adanya cetak biru (blueprint) yang mendetail.

"Namanya dipugar ya seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan itu dipugar, dicoba untuk dikembalikan seperti aslinya. Tapi karena kita tidak punya blueprint-nya, mungkin tidak bisa 100 persen seperti itu," jelasnya.

Namun, Fadli Zon optimis bahwa pemugaran dapat dilakukan semaksimal mungkin berdasarkan struktur bebatuan yang ada saat ini, dengan panduan dari kajian arkeologis. Ia berharap pemugaran dapat dimulai pada tahun ini.

Perihal pendanaan, Fadli Zon menjelaskan bahwa skema kolaborasi antara pemerintah dan pihak swasta (public-private partnership) dapat menjadi solusi. BRIN akan fokus pada riset dan penelitian, sementara Kementerian Kebudayaan akan melakukan kajian yang diperlukan untuk pemugaran.

"(Pendanaan) bisa dengan skema public private partnership. Untuk yang riset itu BRIN, riset sekarang domainnya BRIN. Selain itu namanya kajian. Kita lakukan kajian untuk pemugaran," pungkasnya.

Inisiatif ini menandai babak baru dalam upaya pelestarian dan pengembangan Situs Gunung Padang sebagai aset budaya bangsa yang bernilai tinggi. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Situs Gunung Padang dapat terus memberikan kontribusi bagi pengetahuan sejarah dan kebudayaan Indonesia.