Strategi Pemerintah dalam Meningkatkan Pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia
Indonesia, dengan kekayaan sumber daya energi baru terbarukan (EBT) yang melimpah, tengah berupaya keras memaksimalkan potensi tersebut. Pemerintah Indonesia menerapkan berbagai strategi komprehensif untuk mendorong pengembangan EBT, mulai dari penyusunan kebijakan hingga pembinaan intensif.
Andriah Feby Misna, Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM, menegaskan komitmen pemerintah dalam memajukan sektor EBT. Upaya ini diwujudkan melalui pengembangan kebijakan yang adaptif, regulasi yang jelas, penerapan standar nasional yang ketat, pembinaan berkelanjutan, pengawasan yang efektif, serta penyediaan fasilitas yang memadai.
Potensi EBT Indonesia sangat beragam, mencakup tenaga surya dengan potensi mencapai 3.294 GW, tenaga angin sebesar 155 GW, serta panas bumi dan sumber-sumber lainnya. Saat ini, Indonesia berada dalam masa transisi energi yang krusial, bergeser dari ketergantungan pada bahan bakar fosil yang mencemari lingkungan menuju sumber energi bersih yang berkelanjutan.
Pada tahun 2023, sekitar 60% kebutuhan energi Indonesia masih dipenuhi oleh batu bara. Sementara itu, kontribusi energi terbarukan baru mencapai sekitar 15%. Pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan signifikan kontribusi energi terbarukan menjadi 23% pada tahun 2025 dan 30% pada tahun 2030 dalam bauran energi nasional. Target ambisius ini sejalan dengan komitmen global Indonesia untuk mencapai net zero emissions dan dekarbonisasi ekonomi pada tahun 2060.
Untuk mencapai target tersebut, Indonesia perlu berinvestasi dalam pengembangan jaringan listrik modern yang mampu menampung fluktuasi energi terbarukan. Teknologi penyimpanan energi menjadi kunci dalam menciptakan sistem energi yang stabil, efisien, dan berkelanjutan, mendukung pengelolaan beban puncak, dan meningkatkan fleksibilitas sistem secara keseluruhan.
EESA Summit Indonesia 2025, yang diinisiasi oleh EESA China bekerja sama dengan Seven Event dan didukung oleh Kementerian ESDM, menjadi platform penting untuk mempertemukan para pemangku kepentingan dalam mendukung transisi energi. Andy Wismarsyah, CEO Seven Event, menekankan bahwa acara ini mempertemukan para pemangku kepentingan dari China dan Indonesia untuk mempercepat adopsi teknologi baru dan memperkuat ekosistem energi bersih di Indonesia.
Rene Duan, Secretary General EESA, menambahkan bahwa acara ini diharapkan menjadi jembatan kolaborasi antara pelaku industri China dan Indonesia. Indonesia dianggap sebagai salah satu negara paling menarik dalam pengembangan energi bersih, dengan komitmen kuat terhadap pengembangan energi terbarukan. EESA Summit bertujuan untuk memfasilitasi kolaborasi yang lebih erat antara pelaku industri di kedua negara untuk mewujudkan sistem energi masa depan yang berkelanjutan dan saling menguntungkan.
Berikut adalah beberapa poin penting yang didiskusikan dalam EESA Summit 2025:
- Pengembangan kebijakan dan regulasi yang mendukung EBT
- Investasi dalam infrastruktur energi terbarukan
- Pengembangan teknologi penyimpanan energi
- Kerja sama internasional dalam pengembangan EBT
- Pencapaian target energi terbarukan nasional
Indonesia terus berupaya untuk mempercepat transisi energi dan mencapai target energi terbarukan nasional. Dengan dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam pengembangan energi bersih di kawasan ini.