Kebijakan Transportasi Publik untuk ASN DKI Jakarta: Efisiensi dan Manfaat Kesehatan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan kebijakan baru yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan mendorong penggunaan transportasi publik yang lebih berkelanjutan. Beberapa ASN memberikan tanggapan positif terhadap inisiatif ini, menyoroti manfaat efisiensi waktu dan peningkatan kesehatan.
Adit, seorang ASN yang bekerja di Balai Kota, berbagi pengalamannya menggunakan TransJakarta untuk pertama kalinya sejak mulai bekerja di tahun 2018. Awalnya, ia merasa sedikit bingung mengenai rute yang harus diambil dari Tomang, Jakarta Barat, ke kantornya. Namun, dengan bantuan peta dan informasi dari petugas TransJakarta, ia berhasil menemukan rute yang tepat. "Petugasnya sudah paham semua sih, jadi sangat membantu," ujarnya.
Adit terkejut mendapati bahwa perjalanan menggunakan TransJakarta dari Tomang ke Balai Kota hanya memakan waktu sekitar 20 menit. Dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor, yang biasanya memakan waktu sekitar 30 menit, TransJakarta terbukti lebih efisien. "Jadi lebih cepat ya. Insyaallah sih saya akan coba nih. Dengan pengalaman pertama ini yang ternyata lebih cepat. Malah besok saya rencana mau naik umum lagi nih," kata Adit.
ASN lainnya, Amir Machmud, juga menyambut baik kebijakan ini. Meskipun ia harus berjalan kaki sekitar 1,5 kilometer dari rumahnya di Warung Buncit, Jakarta Selatan, ke halte TransJakarta, ia merasa bahwa aktivitas fisik ini memberikan manfaat positif bagi kesehatannya. "Sehat juga. Saya jalan nih ke halte 1,5 Km. Terus dari halte ke ruangan kurang lebih 800 meteran. Jadi kalau setiap hari dilakuin lumayan," ungkapnya.
Amir mengakui bahwa ia perlu menyesuaikan waktu keberangkatannya agar tidak terlambat masuk kerja. Perjalanan menggunakan TransJakarta membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan dengan menggunakan sepeda motor. "Kalau waktu memang harus nguber waktu. Kalau motor bisa kita nentuin, kalau transum kita ngikutin aturan mereka. Kita yang nguber mereka. Biasa naik motor kalau mau cepet 30 menit. Busway 45 menit-1 jam. Maksimal 1,5 jam dari rumah sampai kantor," jelasnya. Meskipun demikian, Amir tetap mendukung kebijakan ini dan percaya bahwa penggunaan transportasi umum secara massal dapat mengurangi kemacetan di Jakarta. "Menurut saya pribadi bagus, pertama buat edukasi. Karena transportasi kalau kiblatnya negara maju kita ikutin aturan naik transum ini. Pertama dampaknya mengurangi kemacetan jika kebijakan ini dalam jangka panjang," ujarnya.
Kebijakan penggunaan transportasi publik bagi ASN DKI Jakarta ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran akan pentingnya transportasi berkelanjutan dan mengurangi dampak negatif kemacetan bagi lingkungan dan kualitas hidup masyarakat Jakarta. Dengan dukungan dari para ASN dan masyarakat luas, diharapkan Jakarta dapat menjadi kota yang lebih nyaman, efisien, dan ramah lingkungan.