Penantian 25 Tahun Berbuah Manis: Sunarsih, Guru di Surabaya Diangkat Menjadi PPPK Jelang Purna Tugas

Dibalik hiruk pikuk Kota Surabaya, sebuah kisah inspiratif datang dari seorang guru bernama Sunarsih. Setelah mengabdikan diri selama 25 tahun sebagai tenaga pendidik, akhirnya penantian panjangnya berbuah manis. Sunarsih, kini berusia 59 tahun, resmi diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pengangkatan 1.848 tenaga kontrak menjadi PPPK di Surabaya menjadi momentum bersejarah, terutama bagi Sunarsih. Pada acara yang digelar di Gelora Pancasila, Sunarsih hadir dengan semangat membara. Dirinya memilih duduk di barisan depan, tepat di belakang Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang menyerahkan Surat Keputusan (SK) secara simbolis kepada perwakilan PPPK.

Bagi Sunarsih, momen ini adalah realisasi dari impiannya sejak lama. Lahir pada 2 Maret 1966, Sunarsih tidak pernah mengenal kata menyerah. Cita-citanya menjadi seorang guru telah tertanam sejak kecil. Untuk mewujudkan mimpinya, Sunarsih menempuh pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru (SPG), sebuah jenjang pendidikan setara SMA.

Selepas lulus dari SPG, Sunarsih mencoba peruntungannya dengan mengikuti ujian penerimaan ASN. Namun, takdir berkata lain, dan ia belum berhasil lolos. Meskipun demikian, semangatnya untuk menjadi seorang pendidik tidak pernah padam. Sejak tahun 2001, Sunarsih mantap mengabdikan dirinya sebagai staf pendidik di sebuah sekolah dasar di Surabaya Barat. Selama 23 tahun, ia berstatus sebagai Guru Tidak Tetap (GTT).

Titik terang muncul pada tahun 2023, ketika pemerintah membuka kesempatan bagi tenaga kontrak yang telah bekerja minimal dua tahun dan terdata dalam database untuk diangkat menjadi ASN PPPK. Meski usianya sudah mendekati masa pensiun, Sunarsih tetap antusias menyambut kesempatan ini. Baginya, yang terpenting adalah ia masih bisa terus berinteraksi dan mendidik para muridnya.

Namun, pemerintah mewajibkan semua tenaga honorer untuk mengikuti tes PPPK. Sunarsih pun mempersiapkan diri dengan memenuhi semua persyaratan yang dibutuhkan. Salah satu syarat terberat adalah Sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG), yang belum dimilikinya. Ia harus mengikuti serangkaian tahapan PPG, termasuk Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sebuah SMP negeri di Surabaya pada tahun 2022. Proses ini tentu tidak mudah bagi seorang wanita yang hampir berusia 60 tahun.

"Alhamdulillah, akhirnya saya berhasil mendapatkan sertifikat PPG," ujarnya dengan rasa syukur. Sertifikat tersebut menjadi modal berharga untuk mengikuti tes PPPK pada tahun 2024. Sunarsih mengaku lebih santai dalam menghadapi tes PPPK dibandingkan tes CPNS yang pernah diikutinya. "Saya lulus dengan nilai akumulasi di atas 500. Jadi, tesnya Alhamdulillah lancar. Yang agak berat justru di PPG kemarin," ungkapnya.

Meski kini telah berstatus sebagai pegawai negeri, Sunarsih menegaskan bahwa hal itu bukanlah tujuan utama dalam hidupnya. Pengangkatannya sebagai PPPK hanya berselang satu tahun sebelum masa pensiunnya tiba. Selama menjadi guru, Sunarsih telah banyak mencetak anak didik yang sukses di berbagai bidang, termasuk menjadi ASN. Bahkan, anak sulungnya telah lebih dulu menjadi ASN dibandingkan dirinya.

Bagi Sunarsih, esensi menjadi seorang pengajar bukan sekadar profesi, melainkan juga bentuk pengabdian kepada negara. Ia berpesan kepada para guru muda untuk tidak pernah lelah meraih cita-cita, serta terus bersemangat dan fokus dalam berkarier. Sunarsih adalah bukti nyata bahwa usia bukanlah penghalang untuk meraih impian dan memberikan yang terbaik bagi bangsa.