Eksperimen Otot Asimetris: Pemuda Latih Satu Sisi Tubuh Demi Penampilan Unik

Seorang pemuda berusia 19 tahun menjadi viral di media sosial setelah mendokumentasikan perjalanan uniknya dalam membentuk tubuh. Alih-alih mengikuti standar kebugaran konvensional yang menekankan simetri, ia memilih untuk fokus melatih hanya satu sisi tubuhnya. Aksinya ini menuai beragam reaksi dari warganet.

Berawal dari unggahan di platform TikTok dengan akun @thecrookedmon, pemuda ini membagikan progres latihannya yang tidak lazim. Ia secara konsisten melatih otot trapezius di sisi kiri tubuhnya selama lebih dari 180 hari. Hasilnya, perbedaan ukuran otot yang signifikan antara sisi kiri dan kanan tubuhnya menjadi sangat mencolok. Otot trapezius kirinya tampak jauh lebih besar dan menonjol dibandingkan sisi kanan.

Motivasi di balik eksperimen ini, menurutnya, adalah untuk menentang standar kecantikan yang dipromosikan secara luas di media sosial. Ia berpendapat bahwa banyak konten kebugaran hanya berfokus pada upaya untuk menarik perhatian orang lain, khususnya lawan jenis. Dengan melatih otot secara asimetris, ia ingin menciptakan penampilan yang unik dan berbeda dari norma yang ada.

Fenomena 'cross education' yang menyebutkan bahwa melatih satu sisi otot dapat memberikan efek pada sisi lainnya melalui sistem saraf, tidak terlihat signifikan dalam kasus ini. Perkembangan otot di sisi kiri tubuhnya jauh lebih pesat dibandingkan sisi kanan.

Aksi pemuda ini memicu perdebatan sengit di kalangan warganet. Sebagian besar выражают kekhawatiran mengenai potensi risiko cedera dan masalah kesehatan jangka panjang yang mungkin timbul akibat ketidakseimbangan otot. Beberapa ahli kebugaran juga menyoroti pentingnya latihan yang seimbang untuk mencegah masalah postur dan gangguan muskuloskeletal.

Terlepas dari banyaknya komentar negatif, pemuda tersebut tampaknya tidak terpengaruh. Ia bahkan berencana untuk melanjutkan eksperimennya dengan melatih otot kaki secara asimetris pula. Keputusannya untuk mengabaikan peringatan dan terus mengejar penampilannya yang tidak konvensional mengundang lebih banyak pertanyaan tentang definisi keindahan dan kebebasan ekspresi diri.