Fenomena Hujan Intan di Planet Raksasa Es dan Pembentukan Berlian di Merkurius
Para ilmuwan telah mengungkap fenomena menarik terkait pembentukan berlian di berbagai planet di tata surya kita. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kondisi ekstrem di Merkurius dapat menyebabkan karbon di dalam mantel planet tersebut berubah menjadi berlian. Sementara itu, di planet Neptunus dan Uranus, para astronom meyakini adanya fenomena hujan berlian.
Neptunus dan Uranus, yang dikenal sebagai 'raksasa es', memiliki lapisan terluar yang kaya akan senyawa hidrogen dan helium. Jejak metana di atmosfer kedua planet ini juga memberikan warna kebiruan yang khas, mengindikasikan keberadaan es dingin di bagian dalamnya. Hipotesis mengenai hujan berlian di Neptunus dan Uranus didukung oleh penelitian yang menggunakan SLAC National Accelerator Laboratory LINAC Coherent Light Source (LCLS) X-ray laser.
Para ilmuwan berteori bahwa panas dan tekanan ekstrem di bawah permukaan es raksasa ini memecah senyawa hidrokarbon. Proses ini memicu karbon untuk terkompresi menjadi berlian yang kemudian tenggelam lebih dalam menuju inti planet. Fisikawan Dominik Kraus dari Helmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf di Jerman, yang memimpin penelitian ini, menjelaskan bahwa eksperimen mereka memberikan parameter model penting yang sebelumnya hanya bergantung pada ketidakpastian yang besar. Dengan semakin banyaknya exoplanet yang ditemukan, penelitian ini menjadi semakin relevan.
Kraus menambahkan bahwa dalam kasus raksasa es ini, senyawa karbon hampir secara eksklusif membentuk berlian ketika terpisah dan tidak mengambil bentuk transisi fluida. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang komposisi dan proses yang terjadi di dalam planet-planet raksasa es.
Sayangnya, perjalanan langsung ke Neptunus dan Uranus untuk menyaksikan hujan berlian secara langsung masih merupakan tantangan besar. Misi luar angkasa Voyager 2 pada tahun 1989 menjadi satu-satunya referensi pengetahuan kita tentang planet Neptunus. NASA mencatat bahwa Neptunus berjarak lebih dari 30 kali jarak Bumi dari Matahari, menjadikannya planet yang terlalu jauh untuk dilihat dengan mata telanjang. Sementara itu, Uranus belum pernah dijelajahi oleh misi luar angkasa.
Berikut adalah poin penting yang perlu diperhatikan:
- Merkurius: Karbon di mantel planet dapat berubah menjadi berlian.
- Neptunus dan Uranus: Terdapat fenomena hujan berlian.
- Proses Pembentukan: Panas dan tekanan ekstrem memecah hidrokarbon, karbon terkompresi menjadi berlian.
- Penelitian: Menggunakan SLAC National Accelerator Laboratory LINAC Coherent Light Source (LCLS) X-ray laser.
- Eksplorasi: Voyager 2 adalah satu-satunya misi yang mendekati Neptunus.