Proyeksi Ekonomi Indonesia Dipangkas IMF, Pemerintah Tetap Optimistis
Pemerintah Tanggapi Santai Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dari IMF
Pemerintah Indonesia menunjukkan sikap tenang dan optimis dalam menanggapi proyeksi terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Meskipun IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di bawah target yang dicanangkan, pemerintah menegaskan bahwa fondasi ekonomi negara saat ini cukup kuat untuk menghadapi tantangan global.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) sekaligus Juru Bicara Presiden RI, Prasetyo Hadi, menyampaikan bahwa pemerintah menghormati penilaian dan proyeksi yang dibuat oleh lembaga internasional seperti IMF. Namun, ia menekankan pentingnya untuk tetap optimis dan percaya pada kemampuan ekonomi dalam negeri.
"Saya kira itu (proyeksi IMF) sah-sah saja, ada lembaga yang memberikan penilaian atau proyeksi pertumbuhan terhadap ekonomi bangsa kita," ujar Prasetyo Hadi kepada wartawan.
Prasetyo menambahkan bahwa optimisme ini didasarkan pada data dan informasi yang telah disampaikan oleh pemerintah, termasuk Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan. Data-data tersebut menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap stabil, tingkat pertumbuhan ekonomi terjaga, dan inflasi terkendali. Bahkan, inflasi Indonesia saat ini termasuk salah satu yang terendah di dunia.
Optimisme di Tengah Ketidakpastian Global
Keyakinan pemerintah juga didukung oleh konsumsi rumah tangga yang stabil dan iklim investasi yang kondusif. Buktinya, target investasi pada kuartal I 2025 berhasil tercapai. Pemerintah terus berupaya menarik investasi dengan menyederhanakan regulasi dan menawarkan kerja sama yang menarik bagi investor.
"Secara intensif, kita semua pemerintah juga terus berusaha untuk menawarkan kerja sama, kerja sama investasi dengan diikuti mempermudah, mempelajari kembali regulasi-regulasi yang sekiranya dapat memperlambat proses-proses investasi kita," jelasnya.
Meski demikian, Prasetyo Hadi mengakui bahwa proyeksi IMF perlu dicermati. Ia mengajak seluruh elemen bangsa, termasuk pemerintah, sektor swasta, pekerja, dan masyarakat, untuk bersama-sama membangun ekonomi Indonesia dengan penuh optimisme dan kerja keras.
Proyeksi IMF Lebih Rendah dari Target Pemerintah
Sebelumnya, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,7 persen pada tahun 2025 dan 2026. Angka ini jauh di bawah target ambisius sebesar 8 persen yang dicanangkan oleh pemerintahan mendatang. Proyeksi tersebut tertuang dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2025.
Selain merevisi turun proyeksi pertumbuhan, IMF juga memperkirakan peningkatan tingkat pengangguran di Indonesia menjadi 5,0 persen pada 2025 dan 5,1 persen pada 2026. Ketegangan perdagangan global menjadi salah satu faktor yang memengaruhi proyeksi tersebut.
Direktur Departemen Riset IMF, Pierre-Olivier Gourinchas, menyoroti bahwa gelombang tarif baru dan kebijakan proteksionis telah memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi global. Ia juga memperingatkan tentang dampak negatif dari reaksi balasan antar negara mitra dagang terhadap sistem perdagangan internasional.
IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi dunia hanya mencapai 2,8 persen pada 2025, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya sebesar 3,3 persen. Untuk kawasan Asia berkembang, rata-rata pertumbuhan diperkirakan mencapai 4,5 persen, sementara negara-negara berpenghasilan rendah diproyeksikan tumbuh 4,2 persen.