Efek Kesehatan Akibat Melewatkan Sahur: Hipoglikemia, Dehidrasi, dan Risiko Lainnya
Efek Kesehatan Akibat Melewatkan Sahur: Hipoglikemia, Dehidrasi, dan Risiko Lainnya
Puasa Ramadan, ibadah yang penuh hikmah, seringkali dijalani dengan berbagai tantangan, salah satunya adalah menahan lapar dan haus dalam jangka waktu yang cukup panjang. Sahur, sebagai asupan nutrisi sebelum memulai puasa, memegang peranan vital dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh selama berpuasa. Namun, bagi sebagian orang, kebiasaan melewatkan sahur menjadi pilihan, yang pada akhirnya berpotensi menimbulkan sejumlah dampak negatif bagi kesehatan.
Menurut dr. Rudy Kurniawan, SpPD, spesialis penyakit dalam, melewatkan sahur dapat memicu berbagai masalah kesehatan, terutama jika dibarengi dengan aktivitas fisik yang tinggi. Salah satu dampak paling umum adalah hipoglikemia atau gula darah rendah. Kondisi ini ditandai dengan gejala seperti kelemahan, lemas, sulit berkonsentrasi, hingga pusing. Selain itu, tubuh juga rentan mengalami dehidrasi, karena kekurangan asupan cairan selama periode puasa yang panjang. Dehidrasi dapat menyebabkan berbagai keluhan, mulai dari rasa haus yang ekstrem, sakit kepala, hingga kelelahan yang signifikan.
Lebih lanjut, dr. Rudy menjelaskan bahwa perut kosong dalam waktu lama dapat meningkatkan produksi asam lambung. Kondisi ini bisa memperburuk gejala bagi individu yang memiliki riwayat penyakit maag atau GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Bagi penderita maag, melewatkan sahur dapat memicu peningkatan asam lambung yang menyebabkan nyeri ulu hati, mual, dan muntah. Sementara penderita GERD, asupan makanan yang terlambat dapat memperparah refluks asam lambung ke kerongkongan, sehingga menimbulkan sensasi terbakar di dada.
Untuk mencegah dampak negatif tersebut, dr. Rudy menyarankan agar masyarakat senantiasa mengonsumsi sahur. Sahur bukan sekadar memenuhi kebutuhan kalori, tetapi juga merupakan strategi untuk menjaga kesehatan dan stamina selama berpuasa. Ia merekomendasikan konsumsi makanan bergizi seimbang, yang kaya akan serat dan protein. Makanan tinggi serat, seperti nasi merah, roti gandum, dan sayur mayur, dapat membantu memberikan rasa kenyang lebih lama dan menstabilkan gula darah. Sementara protein, yang bisa didapat dari telur, tahu, tempe, ikan, atau ayam tanpa kulit, memberikan energi berkelanjutan bagi tubuh.
Berikut beberapa rekomendasi makanan untuk sahur:
- Nasi merah
- Roti gandum
- Telur
- Tahu
- Tempe
- Ikan
- Ayam tanpa kulit
- Sayuran
- Buah-buahan
Selain makanan bergizi, asupan cairan juga sangat penting. Cukup minum air putih atau susu rendah lemak dapat membantu mencegah dehidrasi. Dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang tepat saat sahur, kita dapat meminimalisir risiko hipoglikemia, dehidrasi, dan masalah pencernaan selama menjalankan ibadah puasa.
Kesimpulannya, melewatkan sahur dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan. Dengan mengonsumsi sahur yang sehat dan bergizi, kita dapat menjalani ibadah puasa dengan lebih nyaman dan sehat.