Uji Coba Ekstrem Dokter Kecantikan: Suntik Botox Setengah Wajah Ungkap Dampak Drastis
Eksperimen Kontroversial Dokter Kecantikan Ungkap Efek Botox Secara Visual
Di era media sosial yang didominasi oleh tren kecantikan, seorang dokter kecantikan bernama Dr. Bita Farrell mengambil langkah berani dan kontroversial untuk mengedukasi masyarakat tentang efek Botox. Ia melakukan eksperimen unik dengan menyuntikkan Botox hanya pada satu sisi wajahnya. Video yang mendokumentasikan eksperimen ini dengan cepat menjadi viral dan memicu perdebatan sengit di kalangan netizen.
Dr. Farrell menjelaskan bahwa motivasinya adalah untuk memberikan visualisasi yang jelas dan nyata tentang bagaimana Botox bekerja. Ia ingin menunjukkan perbedaan signifikan yang dapat dicapai dengan prosedur ini, sekaligus mengedukasi tentang mekanisme kerja Botox pada otot-otot wajah. "Saya menjadikan diri saya sebagai kelinci percobaan," ujarnya dalam video tersebut. Ia menandai garis tengah wajahnya dan hanya menyuntikkan Botox di sisi kanan, menargetkan otot Depressor Anguli Oris (DAO) dan platysma di area garis rahang. Otot DAO berfungsi menarik sudut mulut ke bawah, memberikan ekspresi sedih atau murung, sementara otot platysma membentang dari leher hingga rahang bawah dan berkontribusi pada tampilan leher yang kendur.
Setelah dua minggu, Dr. Farrell memperlihatkan hasil eksperimennya. Perbedaan antara kedua sisi wajahnya sangat mencolok. Sisi wajah yang disuntik Botox tampak lebih kencang, terangkat, dan memberikan kesan lebih segar dan 'ceria'. Sementara itu, sisi wajah yang tidak disuntik tetap menunjukkan kerutan alami dan ekspresi wajah yang biasa. Dr. Farrell menjelaskan bahwa Botox bekerja dengan melemahkan atau melumpuhkan sementara otot-otot yang ditargetkan. Dalam kasus ini, pelemahan otot DAO dan platysma memungkinkan otot-otot wajah yang menarik ke atas, seperti otot zygomaticus (otot pipi), untuk bekerja lebih dominan. Hasilnya adalah efek lifting yang membuat wajah tampak lebih muda dan segar.
Manfaat yang Mungkin Didapatkan
Efek dari suntikan Botox ini, menurut Dr. Farrell, dapat membantu mengurangi tampilan:
- Garis marionette (garis yang membentang dari sudut mulut ke dagu)
- Jowls (kulit kendur di sekitar rahang bawah)
- Wajah murung
- Lipatan nasolabial (garis senyum)
Selain itu, Botox juga dapat membantu mengangkat leher, menajamkan garis rahang, serta membuat pipi tampak lebih penuh dan terangkat. Efek ini umumnya bertahan selama tiga hingga empat bulan, setelah itu otot-otot wajah akan kembali berfungsi seperti semula.
Reaksi Netizen yang Campur Aduk
Eksperimen Dr. Farrell menuai reaksi beragam dari netizen. Beberapa memuji keberaniannya dan berterima kasih atas edukasi visual yang informatif. Mereka menganggap eksperimen ini sangat membantu dalam memahami efek Botox secara lebih konkret. Namun, tidak sedikit pula yang mengecam tindakan Dr. Farrell. Beberapa netizen menganggap eksperimen ini tidak aman dan tidak bertanggung jawab, serta khawatir bahwa hal itu dapat mendorong orang untuk mencoba menyuntik Botox sendiri di rumah. Kekhawatiran ini cukup beralasan, mengingat Botox adalah zat yang kuat dan hanya boleh disuntikkan oleh profesional berlisensi.
Meskipun Botox umumnya dianggap aman jika dilakukan oleh profesional, tetap ada risiko efek samping, seperti memar, nyeri, sakit kepala, mual, kemerahan, hingga kelemahan atau kelumpuhan wajah sementara. Dalam beberapa kasus, ada orang yang menjadi kebal terhadap Botox setelah penggunaan berulang. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang berpengalaman dan memahami semua risiko yang terkait sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur Botox.