Perjuangan Inspiratif: Petugas Kebersihan Sekolah di Cirebon Raih Mimpi Haji dengan Gaji Minim
Mimpi ke Tanah Suci dari Lantai Sekolah: Kisah Inspiratif Temu
Matahari belum sepenuhnya menghangatkan Kota Cirebon, namun Temu sudah memulai harinya. Wanita berusia 60 tahun ini bergegas menyusuri gang-gang sempit, menuju SMK Al-Hidayah, tempat ia mengabdikan diri sebagai petugas kebersihan selama lebih dari dua dekade.
Bukan sebagai pengajar, melainkan sebagai sosok yang memastikan setiap sudut sekolah bersih dan siap menyambut para siswa. Tugasnya meliputi membuka pintu kantor, membersihkan lantai, menata meja, hingga menyiapkan minuman untuk para guru. Sebuah rutinitas yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidupnya sejak tahun 2004.
Dedikasi Tanpa Batas
Di mata Kepala SMK Al-Hidayah, Hasanudin, Temu adalah sosok yang disiplin, pekerja keras, dan selalu siap membantu. Dedikasinya tak pernah surut, bahkan ketika upahnya di awal pengabdian hanya sebesar Rp 100.000 per bulan. Kini, dengan gaji Rp 800.000, Temu tak hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga berhasil mewujudkan impiannya untuk menunaikan ibadah haji.
Menabung Mimpi di Tengah Keterbatasan
Bersama sang suami, Kadina, yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah rumah makan, Temu mulai menabung pada tahun 2013. Mereka menyisihkan sebagian kecil dari penghasilan mereka, dengan keyakinan bahwa Allah akan membuka jalan bagi mereka untuk ke Baitullah.
"Lihat orang naik haji, saya pengen sekali ke tanah suci. Alhamdulillah, nabung sedikit demi sedikit, mulai November 2013. Sekarang, Alhamdulillah, bisa daftar dan mencapai porsi. Dibilang susah ya susah, tapi kan Allah yang memberikan rezeki. Selalu ada jalan," ungkap Temu dengan mata berbinar.
Perjuangan Temu tidaklah mudah. Tahun lalu, ia sempat jatuh sakit setelah mendengar kabar tentang kenaikan biaya haji. Namun, semangatnya tak padam. Setelah pulih, ia kembali berjuang dan akhirnya berhasil melunasi biaya haji.
Menuju Tanah Suci
Kini, Temu dan suaminya telah menyelesaikan seluruh persiapan, termasuk pemeriksaan kesehatan dan pengurusan dokumen. Mereka dijadwalkan berangkat ke Tanah Suci pada 12 Mei 2025.
"Kebahagiaan ini tidak dapat diungkapkan," kata Temu, menggambarkan perasaannya yang campur aduk antara haru dan syukur.
Kisah Temu adalah cerminan dari keteguhan hati dan keyakinan akan kuasa Tuhan. Di tengah keterbatasan ekonomi, ia membuktikan bahwa mimpi setinggi apapun dapat diraih dengan kerja keras, doa, dan niat yang tulus.