Kinerja BRI di Kuartal I 2025: Fokus UMKM dan Digitalisasi Dongkrak Pertumbuhan
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mengumumkan capaian kinerja keuangan untuk kuartal I tahun 2025. Meskipun mencatatkan penurunan laba bersih konsolidasian yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp 13,80 triliun atau turun 13,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 15,88 triliun, BRI tetap menunjukkan resiliensi di tengah tantangan ekonomi global.
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menjelaskan bahwa ketidakpastian ekonomi global, yang dipicu oleh tensi geopolitik dan dampak lanjutan perang tarif, memberikan tekanan pada aktivitas perdagangan internasional dan rantai pasok. BRI memperkirakan adanya dampak jangka pendek dari kebijakan tarif baru, tetapi negosiasi antara Indonesia dan Amerika Serikat diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang lebih baik.
Namun, Hery menekankan bahwa ekonomi Indonesia, termasuk bisnis BRI, lebih bertumpu pada konsumsi domestik. Dengan demikian, selain depresiasi mata uang yang sudah terjadi, perang tarif tidak diproyeksikan berdampak signifikan terhadap kinerja BRI.
Aset dan Kredit:
Aset BRI mengalami pertumbuhan positif, mencapai Rp 2.098,23 triliun atau naik 5,49 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini didorong oleh penyaluran kredit yang selektif dan berkualitas, di mana semua segmen kredit mencatatkan pertumbuhan positif dengan fokus utama pada segmen UMKM.
Direktur Micro BRI, Akhmad Purwakajaya, menambahkan bahwa BRI telah menyalurkan kredit sebesar Rp 1.373,66 triliun, tumbuh 4,97 persen secara tahunan. Segmen UMKM mendominasi penyaluran kredit BRI dengan porsi mencapai 81,97 persen dari total kredit atau sebesar Rp 1.126,02 triliun.
Peningkatan penyaluran kredit UMKM ini juga diiringi dengan inisiatif untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, salah satunya melalui AgenBRILink yang mencapai 1,2 juta agen, menunjukkan pertumbuhan signifikan sebesar 49,48 persen secara tahunan.
Kualitas Aset dan Pendanaan:
Kualitas aset BRI juga menunjukkan perbaikan, dengan tingkat kredit bermasalah (NPL) yang turun dari 3,11 persen pada akhir kuartal I-2024 menjadi 2,97 persen pada akhir kuartal I-2025. Rasio Loan at Risk (LAR) juga membaik dari 12,68 persen menjadi 11,12 persen.
BRI berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp 1.421,60 triliun. Dana murah atau current account saving account (CASA) mendominasi penghimpunan DPK dengan proporsi 65,77 persen atau setara dengan Rp 934,95 triliun. Peningkatan CASA ini didukung oleh pertumbuhan transaksi digital melalui Super App BRImo.
Loan to Deposit Ratio (LDR) bank berada di level 86,03 persen dengan rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 24,03 persen, jauh di atas ketentuan batas minimal CAR yang dipersyaratkan.
Secara keseluruhan, BRI menunjukkan kinerja yang solid pada kuartal I-2025, dengan fokus pada pertumbuhan kredit UMKM, peningkatan kualitas aset, dan penguatan pendanaan melalui CASA. Digitalisasi melalui BRImo juga menjadi pendorong utama pertumbuhan dan efisiensi perseroan.