Selebrasi Gol Kontroversial Cody Gakpo: Terancam Sanksi FA Akibat Kaos Bertuliskan 'I Belong to Jesus'

Selebrasi Gol Kontroversial Cody Gakpo: Terancam Sanksi FA Akibat Kaos Bertuliskan 'I Belong to Jesus'

Euforia kemenangan Liverpool atas Tottenham Hotspur dengan skor telak 5-1 pada pekan ke-34 Liga Primer Inggris, yang mengantarkan mereka meraih gelar juara, ternodai oleh potensi sanksi yang mengintai salah satu pemainnya, Cody Gakpo. Pemain asal Belanda itu terancam sanksi dari Federasi Sepak Bola Inggris (FA) akibat selebrasi golnya yang dianggap melanggar regulasi.

Gakpo, yang menyumbang satu gol bagi The Reds pada menit ke-34, melakukan selebrasi dengan membuka jersey Liverpool yang dikenakannya, memperlihatkan kaos dalam berwarna putih bertuliskan 'I Belong to Jesus'. Aksi ini, meski merupakan ekspresi iman pribadi sang pemain, dianggap melanggar aturan Law 4 FA yang melarang segala bentuk pesan politik, agama, atau personal dalam bentuk slogan, pernyataan sikap, atau gambar di lapangan.

Kontroversi ini mencuat setelah FA mengindikasikan potensi sanksi terhadap Gakpo, merujuk pada aturan yang melarang pemain menampilkan pesan-pesan yang bersifat politis, religius, atau personal. Aturan ini bertujuan untuk menjaga netralitas pertandingan sepak bola dan menghindari potensi konflik atau polarisasi yang mungkin timbul akibat pesan-pesan tersebut.

Selebrasi serupa pernah dilakukan oleh legenda sepak bola Brasil, Ricardo Kaka, saat merayakan kemenangan AC Milan di final Liga Champions 2007 melawan Liverpool. Kala itu, Kaka juga mengenakan kaos bertuliskan 'I Belong to Jesus', yang menunjukkan keyakinan agamanya.

Aksi Gakpo ini menuai beragam reaksi dari para penggemar sepak bola. Sebagian mengkritik potensi sanksi FA, menganggapnya sebagai bentuk standar ganda. Mereka menyoroti bagaimana FA selama ini aktif menyuarakan dukungan terhadap isu-isu seperti LGBTQ+, Black Lives Matter (BLM), dan dukungan kepada Ukraina, yang dianggap sebagai pesan politik.

  • "Gakpo dihukum karena memakai kaos 'I belong to Jesus' yang dianggap 'politis', tapi Premier League mewajibkan pemain mengenakan ban kapten LGBTQ? Di mana logikanya," cuit seorang penggemar di media sosial X.
  • "Saya bahkan bukan penggemar Liverpool tapi kalau mereka menghukum Gakpo, saya akan jadi pendukung terbesarnya," tulis penggemar lainnya.

Terlepas dari kontroversi yang ada, Cody Gakpo dikenal sebagai seorang penganut Kristen yang taat. Baginya, iman adalah fondasi penting dalam menjalani kehidupan dan menjadi panduan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

"Bagi saya, iman saya sama. Itu terjadi sepanjang hari, setiap hari. Di mana pun Anda dapat menjadi orang yang lebih baik dan menurut saya Anda dapat menjadi lebih dekat dengan Tuhan melalui bimbingan itu," ungkap Gakpo.

Kasus ini menimbulkan perdebatan mengenai batasan antara kebebasan berekspresi dan regulasi dalam sepak bola. Apakah seorang pemain berhak mengekspresikan keyakinan pribadinya di lapangan, ataukah sepak bola harus tetap netral dari segala bentuk pesan politik dan agama? Keputusan FA terkait sanksi terhadap Gakpo akan menjadi preseden penting dalam menentukan arah regulasi di masa depan.

Potensi sanksi terhadap Gakpo masih dalam pertimbangan dan belum ada keputusan resmi yang dikeluarkan oleh FA. Perkembangan kasus ini akan terus dipantau oleh para penggemar sepak bola di seluruh dunia.