Banjir Bekasi Surut Perlahan, Ratusan Rumah Terdampak di Kampung Lebak

Banjir Bekasi Surut Perlahan, Ratusan Rumah Terdampak di Kampung Lebak

Kota Bekasi, Jawa Barat, masih berjuang mengatasi dampak banjir yang melanda sejumlah wilayah pada Senin, 3 Maret 2025. Meskipun intensitas hujan telah mereda, genangan air akibat luapan Kali Bekasi di beberapa titik masih cukup tinggi. Berdasarkan pantauan dan keterangan dari Kasie Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Bekasi, Idham Khalid, ketinggian air yang sebelumnya mencapai 110 sentimeter telah surut 30 sentimeter menjadi 80 sentimeter pada pukul 10.30 WIB. Penurunan ketinggian air ini tergolong lambat dan masih menyisakan dampak signifikan bagi warga yang terdampak.

Kawasan Kampung Lebak di Bekasi Utara menjadi wilayah yang paling parah terdampak banjir ini. Sebanyak 150 rumah terendam, mengakibatkan sekitar 600 jiwa terpaksa mengungsi. Banyak warga memilih berlindung di rumah kerabat atau fasilitas umum seperti mushola terdekat. Kondisi ini menggambarkan keparahan situasi yang dihadapi masyarakat, khususnya bagi mereka yang tinggal di daerah rawan banjir tersebut. Selain Kampung Lebak, Kampung Lengkak dan Gang Mawar di Bekasi Timur juga turut terendam, meskipun dengan dampak yang relatif lebih ringan.

Lebih lanjut, pantauan di lapangan menunjukkan bahwa banjir juga merendam fasilitas umum seperti lapangan sepak bola di Kampung Lebak, yang kini hanya berupa genangan air berwarna coklat keruh. Kondisi ini menunjukkan betapa luasnya area yang terdampak oleh luapan Kali Bekasi. Idham Khalid menjelaskan bahwa penyebab utama banjir adalah luapan Kali Bekasi yang dipicu oleh kiriman air dari wilayah hulu Bogor pada Minggu malam, sekitar pukul 02.30 WIB. Kenaikan debit air yang tiba-tiba mengakibatkan ratusan rumah warga terendam, bahkan saat warga tengah mempersiapkan sahur. Kejadian ini menyoroti pentingnya sistem peringatan dini yang efektif dan respon cepat dari pihak terkait dalam menghadapi bencana alam.

Di lokasi pengungsian, tepatnya di Mushala Jamiatul Khoir, tampak mayoritas pengungsi adalah perempuan lanjut usia. Mereka terlihat saling bercengkrama dan berbagi cerita, beberapa bahkan tertidur di lantai mushala. Suasana penuh keprihatinan ini menggambarkan situasi sulit yang dihadapi para pengungsi. Salah satu pengungsi, Ati (53 tahun), menyampaikan harapannya agar pemerintah segera bertindak untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Ati mendesak pembangunan turap Kali Bekasi di Kampung Lebak sebagai solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan banjir yang berulang.

Kejadian banjir di Bekasi ini menjadi pengingat pentingnya langkah-langkah mitigasi bencana yang komprehensif. Perbaikan infrastruktur, sistem peringatan dini yang efektif, serta program relokasi bagi warga di daerah rawan banjir perlu dipertimbangkan sebagai upaya untuk meminimalisir dampak buruk banjir di masa mendatang. Perhatian dan respons cepat dari pemerintah dan seluruh pihak terkait sangat dibutuhkan untuk membantu warga yang terdampak dan membangun kembali kehidupan mereka.