KKP Intensifkan Ekspansi Pasar Tuna ke Timur Tengah dan China di Tengah Isu Tarif AS
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengambil langkah proaktif dalam menghadapi potensi dampak kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor tuna Indonesia. Meskipun tarif balasan sebesar 32% yang diberlakukan AS terhadap produk Indonesia, termasuk tuna, saat ini ditangguhkan, KKP memfokuskan diri pada diversifikasi pasar ekspor. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada satu pasar tunggal dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Ekonomi Sosial dan Budaya, Trian Yunanda, menjelaskan bahwa AS masih menjadi salah satu tujuan ekspor utama tuna Indonesia. Pada tahun 2024, nilai ekspor produk perikanan nasional mencapai US$ 5,95 miliar, dengan tuna menempati posisi kedua sebagai penyumbang terbesar setelah udang. Kontribusi tuna, tongkol, dan cakalang mencapai US$ 1,3 miliar dari total tersebut, dengan volume ekspor sebesar 278 ribu ton dan nilai sekitar Rp 16,7 triliun.
Dalam acara Bincang Bahari KKP, Trian Yunanda menyampaikan bahwa KKP saat ini memprioritaskan perluasan pasar ekspor tuna ke berbagai wilayah, termasuk:
- Uni Eropa
- Jepang
- Negara-negara Timur Tengah
- Afrika
- China
Upaya diversifikasi pasar ini dianggap krusial untuk menjaga stabilitas ekspor produk unggulan Indonesia dan mengurangi risiko yang mungkin timbul akibat perubahan kebijakan perdagangan di negara mitra.
Selain fokus pada perluasan pasar, KKP juga menekankan pentingnya peningkatan mutu produk tuna Indonesia agar memenuhi standar internasional. Hal ini mencakup:
- Peningkatan kualitas produk
- Legalitas produk
- Peremajaan armada penangkapan ikan
Peremajaan kapal penangkap ikan yang saat ini masih banyak menggunakan bahan kayu menjadi perhatian khusus. Hal ini penting dalam upaya memperoleh approval number dari pasar global, terutama Uni Eropa yang memiliki standar ketat terkait mutu dan legalitas produk perikanan.
KKP berupaya memberikan nilai tambah pada produk tuna Indonesia, tidak hanya sekadar menangkap dan membekukan. Peningkatan kualitas dan legalitas produk menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing dan memperluas jangkauan pasar ekspor tuna Indonesia.