Dasco Ahmad Tekankan Perlunya Kajian Komprehensif Terkait Program Pembinaan Siswa di Barak Militer Jawa Barat

Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad, memberikan tanggapannya terkait rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang akan mengirimkan siswa dengan masalah perilaku ke barak militer. Dasco menekankan pentingnya kajian mendalam dan pematangan konsep sebelum program tersebut diimplementasikan secara luas.

Dasco Ahmad, yang juga merupakan Ketua Harian Partai Gerindra, mengaku bahwa dirinya belum menerima informasi lengkap mengenai gagasan yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang juga merupakan kader Gerindra. Oleh karena itu, ia mendorong dilakukannya analisis komprehensif terhadap berbagai aspek yang terkait dengan program tersebut.

"Saya belum secara lengkap membaca pernyataan dari Gubernur Jawa Barat, tetapi mungkin hal-hal yang disampaikan oleh Gubernur Jawa Barat mungkin ada hal-hal baru, yang mungkin perlu dikaji lebih dulu secara matang sebelum dilaksanakan, seperti itu," ujar Dasco di Gedung DPR RI pada hari Rabu (30/4/2025).

Salah satu poin penting yang diangkat oleh Dasco adalah perlunya mempertimbangkan karakteristik individual siswa. Ia mengingatkan bahwa setiap siswa memiliki latar belakang dan kebutuhan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pendekatan pendisiplinan yang diterapkan di barak militer harus disesuaikan agar efektif dan tidak kontraproduktif. Dasco juga menyoroti pentingnya koordinasi dengan DPRD Jawa Barat. Ia menyatakan bahwa masukan dari DPRD akan sangat berharga dalam merumuskan program yang tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Jawa Barat.

"Saya juga belum tahu bagaimana respons dari DPRD Jawa Barat. Tapi kalau pendapat saya mungkin kita harus dikaji terlebih dahulu secara matang sebelum kemudian diterapkan. Karena ya mungkin untuk masing-masing daerah kan karakteristiknya berbeda-beda," imbuhnya.

Gagasan untuk mengirimkan siswa bermasalah ke barak militer ini pertama kali diungkapkan oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Program ini rencananya akan dimulai pada tanggal 2 Mei 2025, dengan tujuan memberikan pendidikan karakter kepada siswa yang dianggap rawan terlibat dalam tindakan kriminal atau pergaulan bebas. Program ini akan dijalankan bekerjasama dengan TNI dan Polri.

Menurut rencana, siswa yang mengikuti program ini akan ditempatkan di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI. Pemilihan siswa akan dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak sekolah dan orang tua. Program pembinaan ini akan berlangsung selama enam bulan untuk setiap siswa, dengan fokus pada pembentukan karakter dan peningkatan kedisiplinan.