VKTR Bukukan Kenaikan Pendapatan di Tengah Kontraksi Pasar Otomotif

PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) menunjukkan resiliensi bisnis di tengah tantangan pasar otomotif nasional. Pada kuartal pertama tahun 2025, perusahaan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 218 miliar, meningkat 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 205 miliar. Capaian ini diraih meskipun pasar otomotif secara keseluruhan mengalami penurunan.

Direktur Utama VKTR, Gilarsi W Setijono, menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan ini didorong oleh pertumbuhan segmen manufaktur suku cadang sebesar 10 persen. Namun, ia juga menyoroti adanya penurunan laba bersih sebesar 84 persen, menjadi Rp 3,3 miliar, yang disebabkan oleh kenaikan harga pokok penjualan dan fluktuasi kurs dolar AS.

Total aset perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 3 persen, mencapai Rp 1.663 miliar pada akhir Maret 2025. Peningkatan ini sejalan dengan penyelesaian pembangunan pabrik di Magelang, Jawa Tengah. Pabrik ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas produksi kendaraan listrik VKTR.

Di sisi lain, total liabilitas perusahaan juga mengalami kenaikan sebesar 11 persen menjadi Rp 502 miliar. Hal ini disebabkan oleh peningkatan utang untuk mendukung modal kerja perusahaan dan ekspansi bisnis.

VKTR terus berupaya memperluas pasar kendaraan listriknya melalui diversifikasi produk dan kerjasama strategis. Perusahaan berhasil menjual forklift listrik ke sektor swasta dan sedang dalam proses finalisasi pesanan 80 unit bus listrik dari Perum DAMRI untuk operasional Transjakarta.

Hal ini merupakan kelanjutan dari kerjasama sebelumnya, di mana 72 unit bus listrik VKTR telah beroperasi di Jakarta, dioperasikan oleh Sinarjaya dan Mayasari Bakti. Upaya ini menegaskan komitmen VKTR untuk mendukung elektrifikasi transportasi publik dan mendorong adopsi kendaraan rendah emisi di Indonesia.

Sebagai bagian dari strategi industrialisasi berkelanjutan, VKTR telah meresmikan fasilitas perakitan kendaraan listrik komersial berbasis Completely Knocked Down (CKD) di Magelang. Bus listrik 12 meter yang dirakit di fasilitas ini telah memperoleh sertifikasi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 40 persen.

Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat peran Indonesia sebagai pusat produksi kendaraan listrik regional. Dengan adanya fasilitas ini, VKTR berada pada posisi yang lebih baik untuk memenuhi permintaan kendaraan listrik yang terus meningkat, sejalan dengan target Net Zero Emission 2060.

Pencapaian Operasional Bus Listrik VKTR

Sejak awal kuartal pertama tahun 2025, VKTR mencatat beberapa pencapaian penting dalam operasional bus listriknya, di antaranya:

  • Dimulainya operasi 20 unit bus listrik CKD VKTR oleh Sinarjaya untuk Transjakarta.
  • Uji coba rute terjauh oleh Mayasari Bakti dengan bus listrik VKTR, menempuh jarak 322 km dalam sehari dengan sisa baterai 21 persen.
  • Penghematan emisi karbon sebesar 9.200 ton CO2 dari 84 unit bus yang beroperasi, setara dengan penanaman 420.000 pohon.
  • Penghematan sekitar 3,4 juta liter bahan bakar fosil.

VKTR akan terus fokus pada strategi pertumbuhan berkelanjutan di tahun 2025, dengan prioritas pada peningkatan penjualan dan pemasaran, optimalisasi manajemen keuangan, dan peningkatan kapasitas produksi. Perusahaan berkomitmen untuk menghadirkan solusi berkelanjutan dan tumbuh bersama pasar kendaraan listrik yang terus berkembang.