Cklamovski: Naturalisasi Pemain Bukan Jawaban untuk Sepak Bola Malaysia
Peter Cklamovski, juru taktik Timnas Malaysia, baru-baru ini menyampaikan pandangannya mengenai strategi peningkatan performa sepak bola di Negeri Jiran. Dalam sebuah wawancara, pelatih asal Australia ini menyoroti perbedaan pendekatan yang diambil oleh Malaysia dibandingkan dengan Indonesia, terutama terkait program naturalisasi pemain.
Indonesia dalam beberapa tahun terakhir gencar melakukan naturalisasi pemain diaspora yang berkiprah di Eropa. Langkah ini diambil dengan harapan dapat mendongkrak performa Timnas Garuda di kancah internasional. Hasilnya pun cukup signifikan, dengan Timnas Indonesia berhasil melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Keberhasilan ini juga menarik minat pemain-pemain berkualitas lainnya untuk bergabung dengan Timnas Indonesia.
Malaysia sendiri, di bawah kepemimpinan FAM (Federasi Sepak Bola Malaysia), juga mulai mengadopsi strategi serupa dengan menaturalisasi pemain-pemain keturunan yang bermain di Eropa. Hector Hevel dan Gabriel Palmero menjadi contoh terbaru pemain diaspora yang diproyeksikan untuk memperkuat Harimau Malaya.
Namun, Cklamovski berpendapat bahwa strategi yang diterapkan Indonesia tidak serta merta cocok untuk Malaysia. Ia menekankan bahwa Malaysia memiliki permasalahan dan tantangan yang unik, sehingga memerlukan solusi yang berbeda pula. Menurutnya, fokus utama haruslah pada pengembangan potensi sepak bola lokal.
"Proyek naturalisasi Indonesia tidak relevan bagi kami," tegas Cklamovski, seperti dikutip dari trailer acara Bola itu Life yang diunggah oleh Astro Arena.
Cklamovski meyakini bahwa Malaysia memiliki keunggulan tersendiri dalam sepak bola, namun juga menghadapi tantangan yang spesifik. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap kedua aspek tersebut untuk menentukan langkah yang tepat ke depan. Ia menekankan pentingnya kerja sama dengan Kerajaan Malaysia dan semua pihak terkait untuk mencapai tujuan tersebut.
"Saya melihat potensi besar dalam sepak bola Malaysia," imbuhnya.
Meskipun demikian, Cklamovski mengakui bahwa Malaysia masih jauh dari level yang diharapkan untuk bersaing di tingkat internasional. Ia menekankan pentingnya membangun fondasi yang kuat agar sepak bola Malaysia dapat berkembang pesat.
"Kita harus rendah hati mengakui bahwa kita masih jauh dari itu saat ini," ujarnya.
Mantan asisten pelatih Ange Postecoglou saat Australia menjuarai Piala Asia 2015 ini menambahkan bahwa dengan kerja keras dan komitmen, Malaysia dapat mengambil langkah maju. Ia juga menegaskan bahwa fokus utama adalah membangun fondasi yang kokoh, tanpa terlalu terpaku pada apa yang dilakukan negara lain, termasuk proyek naturalisasi Timnas Indonesia.
"Itu tidak relevan dengan apa yang dilakukan negara lain, dan saya katakan itu dengan hormat," pungkasnya.