Ironi Pulau Monyet Labuan Bajo: Surga Tak Berpenghuni Didera Sampah Plastik
Pulau Monyet, sebuah permata kecil di dekat Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, menyajikan pemandangan yang kontras. Pulau yang seharusnya menjadi surga alami, hanya dihuni oleh kera-kera lincah, justru tercemar oleh tumpukan sampah plastik yang memprihatinkan.
Temuan ini menjadi sorotan para pegiat lingkungan di Labuan Bajo. Stefan Rafael, seorang aktivis lingkungan, mengungkapkan keprihatinannya setelah melakukan aksi bersih-bersih bersama relawan. Dalam waktu singkat, hanya sepuluh menit, mereka berhasil mengumpulkan 471 kilogram sampah plastik dari pesisir pulau tersebut. Sampah-sampah itu didominasi oleh botol minuman, kardus bekas, dan pecahan botol kaca.
"Kondisi ini sangat memprihatinkan," ujar Rafael. "Pulau yang seharusnya menjadi habitat alami bagi monyet-monyet ini, justru dipenuhi sampah yang membahayakan ekosistem." Sampah-sampah tersebut kemudian diangkut ke tempat pembuangan sampah yang telah disediakan oleh pemerintah daerah.
Ironisnya, fenomena ini bukan kejadian baru. Tumpukan sampah di Pulau Monyet seperti siklus yang terus berulang. Rafael menduga, sampah-sampah ini berasal dari aktivitas pariwisata di sekitar kawasan Taman Nasional Komodo. Ia menekankan bahwa sampah tersebut bukan berasal dari warga Labuan Bajo, mengingat biaya dan upaya yang diperlukan untuk membuang sampah ke pulau tak berpenghuni itu.
Pihak pemerintah daerah pun angkat bicara. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Barat, Vinsen Gande, menyatakan bahwa pihaknya belum melakukan pengecekan langsung ke lokasi. "Kami belum sempat memeriksa kondisi pantai Pulau Monyet," katanya. "Setelah pengecekan, kami baru bisa memastikan jenis dan sumber sampah tersebut."
Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto, menjelaskan bahwa sampah yang dihasilkan dari operasional kapal-kapal di pelabuhan ditampung dan dibawa ke fasilitas penerimaan sampah di pelabuhan. "Kami memiliki tiga kontainer untuk menampung sampah, yang secara rutin diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup ke TPA di Warloka," jelasnya.
Permasalahan sampah di Pulau Monyet ini menjadi alarm bagi semua pihak, khususnya pelaku industri pariwisata. Kesadaran dan tanggung jawab terhadap lingkungan perlu ditingkatkan, agar keindahan alam Labuan Bajo tetap terjaga dan tidak tergerus oleh sampah. Dibutuhkan upaya kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan pelaku pariwisata untuk mengatasi masalah ini secara berkelanjutan. Jika tidak, Pulau Monyet, yang seharusnya menjadi surga bagi monyet dan daya tarik wisata, akan terus terancam oleh tumpukan sampah plastik yang merusak.
-
Jenis Sampah yang Ditemukan:
- Botol Minuman Plastik
- Kardus Bekas
- Pecahan Botol Kaca
-
Pihak yang Terlibat:
- Pegiat Lingkungan (Stefan Rafael dan Relawan)
- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Manggarai Barat (Vinsen Gande)
- KSOP Kelas III Labuan Bajo (Stephanus Risdiyanto)
-
Solusi yang Dilakukan:
- Aksi Bersih-Bersih oleh Relawan
- Pengangkutan Sampah ke TPA Warloka
- Penampungan Sampah Kapal di Pelabuhan