Terungkap Praktik Joki UTBK di ISBI Bandung: Keuntungan Mencapai Puluhan Juta Rupiah
Kasus praktik percaloan dalam Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) tahun 2025 di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung terkuak. Wakil Rektor Bidang Akademik & Kemahasiswaan ISBI Bandung, Indra Ridwan, menjelaskan secara rinci bagaimana praktik ilegal ini terjadi hingga menghasilkan keuntungan fantastis bagi para pelakunya.
Terungkap bahwa dua orang joki telah beraksi mewakili lima peserta UTBK. Pengawas ujian berhasil mengidentifikasi Lucas Valentino Nainggolan pada Jumat, 25 April 2025. Ia kedapatan sedang menggantikan dua orang peserta ujian. Sementara itu, Khamila Djibran tertangkap pada 27 April 2025, saat sedang menjoki untuk tiga peserta lainnya.
Dalam interogasi yang dilakukan oleh panitia Pusat UTBK ISBI Bandung, kedua joki mengakui bahwa mereka mendapatkan imbalan yang sangat menggiurkan. Keuntungan yang mereka peroleh dari para peserta yang menggunakan jasa mereka mencapai angka yang signifikan, berkisar antara Rp 30 juta hingga Rp 50 juta.
"Dari hasil pendalaman kami, keuntungan yang mereka dapatkan berkisar antara Rp 30 juta hingga Rp 50 juta," jelas Indra Ridwan dalam konferensi pers yang diadakan secara virtual pada hari Rabu, 30 April.
Motif Ekonomi Dibalik Praktik Joki
Kedua pelaku joki terungkap setelah pengawas ujian mencurigai adanya ketidaksesuaian wajah antara peserta dan identitas yang tertera. Lucas, joki pertama, tertangkap saat mengikuti sesi pertama UTBK. Sementara Khamila, joki kedua, tertangkap pada sesi kedua ujian tanggal 27 April 2025. Setelah diinterogasi lebih lanjut, keduanya mengaku diperintah oleh seseorang dengan inisial T.
"Ia kemudian mengungkap identitas aslinya sebagai Khamila Djibran. Motifnya dalam melakukan aksi joki adalah alasan ekonomi. Ia juga menyebutkan bahwa ia direkrut oleh seorang berinisial T. Itu individu yang sama disebut di kasus awal," kata Indra.
Lucas dan Khamila mengungkapkan bahwa para peserta yang menggunakan jasa mereka memilih program studi Kedokteran di berbagai universitas ternama, seperti Universitas Airlangga dan Universitas Udayana.
Sanksi Tegas Bagi Peserta Curang
Menanggapi kasus ini, Indra Ridwan menyatakan bahwa pihaknya telah menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada panitia pusat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB). Ia juga menekankan pentingnya peningkatan sistem identifikasi wajah peserta UTBK untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
"Mungkin ke depannya harus ada sistem yang bisa mengidentifikasi kesamaan foto tersebut," ujarnya.
Para peserta yang terbukti menggunakan jasa joki akan langsung didiskualifikasi dari UTBK 2025. Sanksi tegas ini sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh panitia pusat SNPMB.
"Akan didiskualifikasi atas peserta yang menggunakan jasa joki tersebut," tegas Indra.
Indra Ridwan menambahkan bahwa meskipun kasus ini baru terungkap pada UTBK tahun ini, tidak menutup kemungkinan praktik serupa telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, ISBI Bandung akan melakukan evaluasi menyeluruh untuk meningkatkan keamanan dan mencegah praktik percaloan pada penyelenggaraan UTBK di masa mendatang.
"Mungkin motif seperti ini di tahun sebelumnya juga ada, jadi kalau disebut kecolongan pikir kita ini kejadian yang sangat besar dan berdampak. Mudah-mudahan ini bisa dijadikan pembelajaran untuk kita semua bagaimana untuk bisa menanggulangi kejadian tersebut," jelas Indra.
Rektor ISBI Bandung, Retno Dwimarwati, menegaskan bahwa panitia Pusat UTBK ISBI Bandung telah menjalankan tugasnya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh panitia pusat. Ia berharap kasus ini menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan UTBK di masa yang akan datang.
"Kami betul-betul melaksanakan UTBK ini berdasarkan SOP yang dilakukan oleh panitia pusat, jadi semuanya itu terhubung dengan panitia pusat. Sehingga semua laporan kejadian kita lakukan koordinasi langsung dengan panitia," katanya.