Sathorn Unique Tower: Kisah Kelam Ikon Terbengkalai di Jantung Kota Bangkok
Di tengah hiruk pikuk Kota Bangkok yang memikat wisatawan dengan gemerlap kehidupan malam, kuliner halal yang menggoda selera, dan destinasi rekreasi yang terjangkau, berdiri sebuah monumen bisu yang menyimpan kisah getir masa lalu. Sathorn Unique Tower, sebuah gedung pencakar langit yang tak pernah merasakan sentuhan kehidupan, menjadi saksi bisu krisis ekonomi yang pernah melanda Thailand.
Menjulang setinggi 185 meter dengan 49 lantai, bangunan ini seharusnya menjadi rumah bagi 600 unit apartemen mewah, lengkap dengan ruang ritel dan area komersial yang menjanjikan. Lokasinya yang strategis, hanya sepelemparan batu dari MahaNakhon, gedung tertinggi di Thailand, dan pemandangan Sungai Chao Phraya yang menawan, semakin menambah daya tariknya.
Pembangunan gedung ini dimulai pada era 1990-an, sebuah periode optimisme dan pertumbuhan ekonomi yang pesat di Thailand. Namun, mimpi indah ini harus terhenti ketika krisis finansial Asia menghantam pada tahun 1997, atau yang lebih dikenal di Thailand sebagai krisis "Tom Yum Kung". Nilai mata uang Baht anjlok, perusahaan-perusahaan berguguran, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) melanda, dan proyek-proyek ambisius terpaksa dibatalkan atau ditunda. Sathorn Unique Tower menjadi salah satu korbannya.
"Bangunan itu sudah 85 hingga 90 persen selesai," ungkap Pansit Torsuwan, pemilik Sathorn Unique Tower. Ia menambahkan bahwa eskalator, lift, dan utilitas utama lainnya telah dipasang. Namun, krisis ekonomi yang parah membuat proyek ini tidak dapat diselesaikan.
Selain masalah finansial, gedung ini juga terjerat masalah hukum dan penyitaan. Upaya penjualan pun tak membuahkan hasil. Pansit Torsuwan sempat memanfaatkan gedung tersebut sebagai media iklan untuk mendapatkan pemasukan, namun hal ini tidak cukup untuk menghidupkan kembali proyek tersebut.
Kini, Sathorn Unique Tower berdiri dalam kesunyian, terlarang bagi publik. Legenda urban yang beredar di masyarakat setempat menambah aura mistis pada bangunan ini. Konon, tanah tempat gedung ini berdiri dulunya adalah sebuah pemakaman. Bahkan, ada yang percaya bahwa bayangan gedung ini yang jatuh di atas kuil terdekat dapat membawa kesialan.
Terlepas dari larangan dan reputasinya yang menyeramkan, menara ini menarik perhatian para penjelajah kota, fotografer, dan pencari sensasi. Mereka rela menyuap petugas keamanan untuk mendapatkan akses ke puncak gedung dan menikmati pemandangan kota Bangkok yang menakjubkan.
Namun, sejarah kelam gedung ini juga mencatat tragedi. Pada tahun 2014, seorang turis asal Swedia ditemukan tewas di lantai 43, diduga bunuh diri. Terakhir, saat Bangkok diguncang gempa Myanmar berkekuatan 7,7 magnitudo, Sathorn Unique Tower tetap berdiri tegak, seolah menantang alam.
Sathorn Unique Tower bukan sekadar bangunan terbengkalai. Ia adalah simbol dari ambisi yang gagal, mimpi yang pupus, dan masa kelam dalam sejarah ekonomi Thailand. Di tengah gemerlap kota Bangkok yang modern, gedung ini tetap berdiri sebagai pengingat akan kerapuhan dan ketidakpastian.
Berikut adalah elemen-elemen yang membuat kisah Sathorn Unique Tower begitu menarik:
- Sejarah Kelam: Terhenti pembangunannya akibat krisis ekonomi.
- Legenda Urban: Konon dibangun di atas bekas pemakaman dan dianggap berhantu.
- Daya Tarik Misterius: Menarik perhatian penjelajah kota dan pencari sensasi.
- Tragedi: Pernah menjadi lokasi bunuh diri.
- Ketahanan: Tetap berdiri tegak saat gempa mengguncang.
Sathorn Unique Tower adalah ironi di jantung kota Bangkok. Sebuah mahakarya yang tak pernah selesai, sebuah mimpi yang tak pernah terwujud, sebuah pengingat akan masa lalu yang tak terlupakan.