Persiapan Akomodasi dan Konsumsi Jemaah Haji Indonesia di Madinah: 95 Hotel dan 21 Dapur Disiagakan

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) terus mematangkan persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025, khususnya dalam memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji asal Indonesia selama berada di Madinah. Fokus utama saat ini adalah memastikan ketersediaan akomodasi yang layak dan konsumsi yang memadai bagi seluruh jemaah.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kemenag telah menyiapkan sebanyak 95 hotel yang tersebar di berbagai wilayah strategis di sekitar Masjid Nabawi. Penempatan hotel ini dibagi berdasarkan kedekatan dengan Masjid Nabawi, yaitu di wilayah Markaziyah Janubiyah (selatan), Markaziyah Syamaliyah (utara), dan Markaziyah Ghorbiyah (barat). Pembagian wilayah ini bertujuan untuk memudahkan akses jemaah menuju masjid dan berbagai fasilitas pendukung lainnya. Guna mengefektifkan koordinasi dan pelayanan, hotel-hotel tersebut dikelompokkan lagi ke dalam lima sektor.

Selain akomodasi, aspek penting lainnya adalah penyediaan makanan yang bergizi dan sesuai dengan standar kesehatan. Untuk itu, Kemenag telah menyiapkan 21 dapur yang akan bertugas menyediakan makanan bagi jemaah haji selama mereka berada di Madinah. Dapur-dapur ini akan memastikan bahwa jemaah mendapatkan tiga kali makan sehari, dengan menu yang bervariasi dan memenuhi kebutuhan nutrisi selama menjalankan ibadah.

Jemaah haji Indonesia gelombang pertama, yang dijadwalkan tiba di Madinah pada tanggal 2 hingga 16 Mei, akan terlebih dahulu ditempatkan di Madinah sebelum melanjutkan perjalanan ke Makkah. Selama kurang lebih 9 hari di Madinah, setiap jemaah akan mendapatkan total 27 kali makan. Kemenag memperkirakan akan menerima sekitar 266 kelompok terbang (kloter) pada gelombang pertama ini, meskipun angka ini masih bersifat tentatif dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan situasi.

Kepala Daerah Kerja Madinah, M Luthfi Makki, mengimbau kepada seluruh jemaah haji Indonesia untuk menjaga kondisi fisik dan kesehatan mereka sejak dari tanah air. Persiapan fisik yang baik akan sangat membantu kelancaran ibadah selama berada di Arab Saudi. Selain itu, Luthfi juga menekankan pentingnya jemaah untuk mengikuti arahan dan imbauan dari tenaga kesehatan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), dan ketua kloter. Kerjasama dan saling menjaga antar jemaah juga menjadi kunci penting dalam menciptakan suasana yang kondusif selama menjalankan ibadah haji.

Tahun 2025 ini, Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 jemaah, di mana 203.320 di antaranya merupakan jemaah haji reguler. Dengan persiapan yang matang dan koordinasi yang baik, diharapkan seluruh jemaah haji Indonesia dapat menjalankan ibadah dengan lancar, aman, dan nyaman.