Penguasaan AI Jadi Pertimbangan Utama dalam Rekrutmen: Studi Jobstreet Ungkap Pergeseran Tren Ketenagakerjaan
Gelombang AI Mengubah Lanskap Rekrutmen di Indonesia
Sebuah studi terbaru yang dilakukan oleh Jobstreet menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia semakin memberikan perhatian terhadap kemampuan Artificial Intelligence (AI) yang dimiliki oleh para pelamar kerja. Laporan bertajuk "Hiring, Compensation, and Benefits 2025" yang dipresentasikan di Jakarta, mengungkapkan bahwa mayoritas perusahaan mulai mempertimbangkan pengetahuan AI sebagai salah satu faktor penting dalam proses seleksi karyawan.
Menurut Direktur Penjualan Jobstreet Indonesia, Wisnu Dharmawan, penguasaan AI kini menjadi keterampilan yang diharapkan dari para pekerja. Perusahaan menyadari potensi AI dalam meningkatkan efisiensi dan inovasi, sehingga kandidat yang memiliki pemahaman tentang teknologi ini memiliki nilai tambah yang signifikan.
Meski demikian, studi tersebut juga mengungkap bahwa penguasaan AI belum menjadi syarat mutlak bagi semua perusahaan. Berikut adalah rincian bagaimana perusahaan menilai pentingnya pengetahuan AI:
- 44% perusahaan menganggap pengetahuan AI penting, namun bukan prioritas utama.
- 28% perusahaan menempatkan pengetahuan AI setara dengan kualifikasi lainnya.
- 29% perusahaan belum menganggap pengetahuan AI sebagai faktor penting dalam rekrutmen.
Wisnu Dharmawan menekankan pentingnya bagi para pencari kerja untuk mulai mempelajari dan memahami AI. Kemampuan untuk memanfaatkan AI dalam pekerjaan sehari-hari menjadi semakin krusial di era digital ini. Hal ini sejalan dengan adopsi AI yang semakin luas dalam berbagai industri.
Adopsi AI dalam Proses Rekrutmen
Survei Jobstreet juga menyoroti bahwa adopsi AI dalam proses rekrutmen telah dimulai. Sekitar 20% perekrut telah memanfaatkan AI sebagai alat bantu dalam menjaring kandidat potensial. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi AI tidak hanya menjadi pertimbangan bagi kandidat, tetapi juga menjadi bagian dari strategi rekrutmen perusahaan.
Selama tahun 2024, perusahaan mengevaluasi kemampuan AI pelamar melalui berbagai metode, antara lain:
- 53% melalui pengenalan diri pelamar.
- 46% melalui pertanyaan teknis terkait AI.
- 44% melalui portofolio proyek AI yang pernah dikerjakan.
- 35% melalui sertifikasi AI yang dimiliki.
- 26% melalui penugasan khusus yang berkaitan dengan AI.
Tren ini mencerminkan pergeseran kebutuhan tenaga kerja yang semakin menekankan keseimbangan antara keahlian inti dan literasi digital. Di era otomatisasi, kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi dan memanfaatkannya untuk meningkatkan produktivitas menjadi semakin penting.
Survei Jobstreet ini melibatkan 1.273 praktisi rekrutmen dan sumber daya manusia dari berbagai industri dan ukuran perusahaan. Data dikumpulkan pada periode September hingga Oktober 2024, memberikan gambaran yang komprehensif tentang tren rekrutmen terkini di Indonesia.