Kemkominfo Gandeng Universitas Tokyo dalam Pengembangan Kurikulum Kecerdasan Buatan
Kemkominfo Jalin Kemitraan Strategis dengan Universitas Tokyo untuk Pengembangan Kurikulum AI
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengambil langkah proaktif dalam memajukan pendidikan di bidang kecerdasan buatan (AI) melalui penjajakan kerja sama dengan Universitas Tokyo, Jepang. Inisiatif ini bertujuan untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dan komprehensif, guna membekali generasi muda Indonesia dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan di era digital.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, mengungkapkan bahwa diskusi dengan Universitas Tokyo berfokus pada pengembangan kapasitas digital berbasis AI. Perwakilan dari Universitas Tokyo, Professor Yutaka Matsuo, menawarkan keahlian dalam pengembangan teknis, termasuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan digital. Pertemuan ini berlangsung di sela-sela kegiatan di Kantor Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) di Jakarta Pusat.
Peluang Implementasi AI dalam Berbagai Sektor
Selain pengembangan kurikulum, kerja sama ini juga membuka peluang untuk menerapkan AI sebagai solusi inovatif dalam berbagai aspek kehidupan. Professor Matsuo, yang juga merupakan penasihat pemerintah Jepang di bidang teknologi AI, menawarkan kolaborasi dalam mengadopsi AI untuk memecahkan masalah sehari-hari dan meningkatkan efisiensi bisnis.
Salah satu gagasan yang muncul adalah mendorong para pelajar dan mahasiswa yang telah menguasai AI untuk menciptakan startup yang fokus pada solusi berbasis teknologi untuk menjawab tantangan masyarakat. Selain itu, kerja sama ini juga akan menjajaki bagaimana AI dapat diintegrasikan ke dalam model bisnis yang ada untuk meningkatkan daya saing dan efektivitas.
Integrasi Koding dan AI dalam Kurikulum Pendidikan Nasional
Sejalan dengan upaya Kemkominfo, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) juga berencana memasukkan mata pelajaran koding dan AI ke dalam kurikulum pendidikan mulai tahun ajaran 2025/2026. Langkah ini merupakan respons terhadap kebutuhan untuk mempersiapkan generasi muda yang melek teknologi, memiliki literasi digital yang baik, dan mampu berpikir komputasional.
Mendikdasmen Abdul Mu'ti menjelaskan bahwa mata pelajaran pilihan ini akan tersedia bagi siswa kelas 5 dan 6 SD, SMP, serta SMA/SMK di sekolah-sekolah yang telah siap. Sekolah juga memiliki opsi untuk mengintegrasikan materi koding dan AI ke dalam mata pelajaran yang sudah ada, atau menawarkannya sebagai kegiatan ekstrakurikuler.
Untuk mendukung implementasi kurikulum baru ini, berbagai pihak, termasuk Google, telah menyatakan kesediaannya untuk memberikan pelatihan kepada guru-guru. Dengan demikian, diharapkan para pendidik dapat membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan di bidang koding dan AI.
Mata pelajaran pilihan Koding dan AI
- Kelas 5 dan 6 SD
- SMP
- SMA/SMK pada sekolah-sekolah yang siap melaksanakannya.