Cak Lontong Ungkap Proses Seleksi Ketat di Balik Penunjukannya Sebagai Komisaris Ancol
Penunjukan komedian Lies Hartono, yang lebih dikenal sebagai Cak Lontong, sebagai komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., ternyata melalui serangkaian proses seleksi yang ketat. Hal ini diungkapkan Cak Lontong saat ditemui di Balai Kota Jakarta, membantah anggapan bahwa penunjukannya sebagai komisaris adalah sebuah keputusan yang asal-asalan. Ia menegaskan, proses seleksi yang dilaluinya melibatkan tim independen yang terdiri dari berbagai kalangan profesional.
Menurut Cak Lontong, banyak pihak mungkin berasumsi bahwa dirinya ditunjuk begitu saja untuk mengisi posisi strategis tersebut. Namun, ia menjelaskan bahwa seleksi dilakukan secara adil dan melibatkan tokoh-tokoh berpengalaman dari berbagai bidang. "Saya juga melalui proses seleksi-seleksi yang dilakukan secara fair, secara qualified juga. Jadi saya ikuti tahap itu, bukan 'Cak besok jadi komisaris'. Enggak gitu juga," ujarnya.
Lebih lanjut, Cak Lontong memaparkan bahwa tim independen yang melakukan seleksi terdiri dari lima orang yang kompeten di bidangnya, termasuk akademisi, profesional, dan dua mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Proses seleksi ini juga diawasi secara ketat oleh Badan Pembina BUMD (BP-BUMD) Jakarta. Ia menekankan bahwa penunjukannya sebagai komisaris bukanlah sebuah keputusan mendadak, melainkan hasil dari serangkaian tahapan seleksi yang bertujuan untuk mencari individu yang mampu menjalankan BUMD Jakarta dengan lebih baik.
Dalam masa jabatannya, Cak Lontong berkomitmen untuk membawa inovasi baru bagi Ancol, khususnya dalam sektor edukasi dan hiburan. Ia ingin menjadikan Ancol bukan hanya sebagai destinasi wisata semata, tetapi juga sebagai pusat rekreasi edukatif yang menarik bagi pelajar dan keluarga. Salah satu fokus utamanya adalah pengembangan konsep edutainment agar pengunjung tidak hanya datang untuk berlibur, tetapi juga dapat belajar dan mendapatkan pengalaman yang berharga.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, memberikan arahan kepada jajaran komisaris Ancol untuk terus meningkatkan inovasi dan nilai ekonomi, tidak hanya mengandalkan pendapatan dari tiket masuk. Cak Lontong mengungkapkan bahwa Ancol menerima sekitar 10 juta pengunjung pada tahun sebelumnya. Oleh karena itu, perlu dipikirkan cara untuk meningkatkan transaksi ekonomi di dalam kawasan Ancol agar dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
Sebelumnya, pengangkatan Cak Lontong sebagai komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. diumumkan setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Ancol. Selain Cak Lontong, mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, dan mantan Gubernur Jakarta, Sutiyoso, juga ditunjuk sebagai komisaris perusahaan tersebut.
Pramono Anung menjelaskan bahwa penunjukan ketiga tokoh tersebut didasarkan pada pertimbangan kompetensi dan profesionalisme masing-masing. Ia yakin bahwa Irfan, Sutiyoso, dan Cak Lontong dapat memperkuat manajemen perusahaan dan membawa Ancol ke arah yang lebih baik. Pengalaman kerja yang dimiliki ketiganya dianggap sangat relevan untuk memajukan Ancol sebagai destinasi wisata unggulan di Jakarta.
"Untuk urusan Ancol ini kemudian kenapa ada tiga orang yang kami angkat, pendekatannya ya karena kemampuan mereka," ucap Pramono.
Dengan komposisi komisaris yang baru, diharapkan Ancol dapat terus berinovasi dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian Jakarta serta memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung.