Cak Lontong Ungkap Proses Seleksi Ketat Sebagai Komisaris Ancol
Penunjukan komedian Lies Hartono, yang lebih dikenal sebagai Cak Lontong, sebagai Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, memicu berbagai reaksi di masyarakat. Menanggapi hal tersebut, Cak Lontong memberikan klarifikasi terkait proses seleksi yang ia lalui. Ia menegaskan bahwa penunjukannya tidak serta merta terjadi begitu saja, melainkan melalui serangkaian tahapan seleksi yang ketat dan profesional.
Dalam keterangannya di Balai Kota Jakarta, Cak Lontong menekankan bahwa proses pemilihan komisaris di BUMD DKI Jakarta dilakukan secara cermat dan transparan. Ia menuturkan bahwa para kandidat komisaris harus melewati berbagai tahapan seleksi yang dirancang untuk menguji kompetensi dan visi mereka dalam memajukan BUMD. Lebih lanjut, Cak Lontong menjelaskan bahwa tim seleksi terdiri dari para profesional independen, akademisi terkemuka, serta mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sehingga kredibilitas dan objektivitas proses seleksi dapat terjamin.
Berikut tahapan seleksi yang diungkapkan oleh Cak Lontong:
- Seleksi Administrasi: Tahap awal ini melibatkan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan dokumen-dokumen yang disyaratkan.
- Uji Kompetensi: Para kandidat diuji kemampuan dan pengetahuan mereka di berbagai bidang yang relevan dengan pengelolaan BUMD.
- Wawancara: Tim seleksi melakukan wawancara mendalam untuk menggali visi, pengalaman, dan motivasi para kandidat.
Cak Lontong menambahkan bahwa posisi komisaris bukanlah jabatan yang dapat diisi oleh sembarang orang. Ia menyadari bahwa BUMD seperti Ancol memiliki peran penting dalam memberikan pelayanan publik dan menjalankan bisnis, sehingga dibutuhkan sosok yang kompeten dan memiliki integritas tinggi. Ia juga menyampaikan harapannya agar Ancol dapat terus berkembang menjadi destinasi wisata yang tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memberikan nilai edukasi dan budaya bagi masyarakat.
Salah satu fokus utama Cak Lontong sebagai komisaris adalah menghidupkan kembali Pasar Seni Ancol, yang pernah menjadi ikon Jakarta pada era 80-an dan 90-an. Ia berharap Pasar Seni Ancol dapat menjadi wadah bagi para seniman dan pelaku kreatif untuk berkarya dan berinteraksi dengan masyarakat. Dengan demikian, Ancol dapat menjadi pusat rekreasi yang tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga melestarikan seni dan budaya Indonesia.
Sebelumnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk telah mengumumkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi yang baru, efektif sejak ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Irfan Setiaputra menjabat sebagai Komisaris Utama dan Komisaris Independen, sementara Cak Lontong dan Sutiyoso sebagai Komisaris. Di jajaran direksi, Winarto diangkat sebagai Direktur Utama, didampingi oleh Cahyo Satriyo Prakoso, Daniel Nainggolan, dan Eddy Prastiyo sebagai Direktur.
Manajemen Ancol menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas layanan, peduli terhadap lingkungan, dan berkontribusi positif bagi kesejahteraan masyarakat. Dengan semangat inovasi dan keberlanjutan, Ancol bertekad untuk menjadi destinasi wisata unggulan yang membanggakan Indonesia.