Gelombang Tinggi Ancam Akses Utama Pulau Semau: Dermaga Hansisi Kupang Terancam Putus

Abrasi Akibat Gelombang Tinggi Ancam Konektivitas Pulau Semau

Kupang, NTT - Gelombang tinggi yang menghantam wilayah Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (30/4/2025) siang, mengakibatkan kerusakan serius pada Dermaga Hansisi. Kerusakan ini mengancam aktivitas utama pelayaran bagi ribuan warga yang bergantung pada dermaga tersebut.

Menurut Kepala Desa Letbaun, Carlens Bising, kerusakan terparah terjadi pada bagian tengah dermaga, tepatnya di area penghubung antara jalur sandar kapal dan daratan. Kendati kapal masih dapat bersandar, akses keluar masuk dermaga kini terancam putus akibat abrasi yang meluas.

"Bagian tengah dermaga mengalami kerusakan yang signifikan. Kapal masih bisa merapat, namun akses jalan menuju dan dari kapal menjadi sangat berbahaya," ujar Carlens Bising.

Gelombang pasang yang melampaui batas beton penahan gelombang menjadi penyebab utama kerusakan ini. Dampak dari terjangan gelombang tersebut merobohkan tembok penahan yang menghubungkan ke pagar dermaga, sekaligus mengikis badan jalan aspal di area tersebut. Akibatnya, bagian bawah jalan mengalami rongga yang membahayakan keselamatan kendaraan yang melintas.

Dermaga Hansisi, yang dibangun pada tahun 2013 dan terakhir kali direhabilitasi sekitar tiga tahun lalu, merupakan urat nadi transportasi bagi lebih dari 11.000 penduduk yang mendiami dua kecamatan dan 14 desa di Pulau Semau. Mereka menggantungkan harapan pada dermaga ini sebagai satu-satunya akses untuk mencapai Kota Kupang dan pusat pemerintahan Kabupaten Kupang.

Carlens Bising menyampaikan harapannya agar pemerintah provinsi dan pusat segera turun tangan untuk memperbaiki kerusakan dermaga. Ia menekankan pentingnya perbaikan ini demi menjamin keselamatan dan kelancaran transportasi bagi masyarakat Pulau Semau, mengingat dermaga ini adalah satu-satunya akses vital bagi mereka.

Dampak Lebih Luas pada Ekonomi dan Mobilitas Warga

Ancaman putusnya akses Dermaga Hansisi bukan hanya berdampak pada transportasi, tetapi juga berpotensi melumpuhkan aktivitas ekonomi masyarakat setempat. Pasalnya, dermaga ini menjadi jalur utama distribusi barang dan jasa dari dan ke Pulau Semau. Terganggunya akses ini dapat menyebabkan kelangkaan barang kebutuhan pokok, kenaikan harga, dan penurunan aktivitas perdagangan.

Selain itu, mobilitas warga juga akan sangat terhambat. Masyarakat yang hendak berobat, bersekolah, atau melakukan urusan administrasi di Kota Kupang akan kesulitan untuk menyeberang. Hal ini tentu akan berdampak pada kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Pulau Semau secara keseluruhan.

Oleh karena itu, penanganan kerusakan Dermaga Hansisi harus menjadi prioritas utama pemerintah daerah dan pusat. Langkah-langkah darurat perlu segera diambil untuk mencegah kerusakan yang lebih parah dan memastikan akses transportasi tetap terjaga. Selain itu, perlu juga dilakukan kajian mendalam untuk mencari solusi jangka panjang, seperti pembangunan infrastruktur penahan gelombang yang lebih kuat dan tahan terhadap perubahan iklim.

Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perlu Ditingkatkan

Kejadian ini menjadi pengingat akan kerentanan wilayah pesisir terhadap dampak perubahan iklim. Gelombang tinggi dan cuaca ekstrem semakin sering terjadi dan mengancam keberlangsungan hidup masyarakat pesisir. Oleh karena itu, upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim perlu ditingkatkan secara signifikan.

Pemerintah daerah perlu menyusun rencana aksi adaptasi yang komprehensif, termasuk peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana, pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap iklim, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Dengan upaya yang terpadu dan berkelanjutan, diharapkan masyarakat pesisir dapat lebih resilien dan mampu menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan.