PTPP Pertimbangkan Rights Issue Saham Tol Semarang-Demak untuk Restrukturisasi Keuangan

PT PP (Persero) Tbk (PTPP) berencana untuk melakukan rights issue atau pelepasan sebagian kepemilikan sahamnya dalam proyek jalan tol Semarang-Demak. Langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memperkuat struktur keuangan dan mengurangi beban utang.

Saat ini, PTPP memegang mayoritas saham, yaitu sekitar 75% dalam proyek infrastruktur strategis tersebut. Direktur Strategi Korporasi dan HCM PTPP, I Gede Upeksa, mengungkapkan bahwa perusahaan berencana untuk melepas sekitar 40% dari total saham yang dimilikinya. Keputusan ini diambil setelah melalui pertimbangan matang dan sejalan dengan rencana perusahaan untuk melakukan optimasi portofolio investasi.

"Kita akan melakukan right issue di proyek kita yang di Semarang-Demak. Hal ini akan membuat porsi kepemilikan saham kita berkurang. Dengan demikian, secara otomatis utang yang terkonsolidasi ke kita juga akan berkurang," ujar I Gede Upeksa dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 PT PP yang diselenggarakan di Jakarta Timur.

Proses right issue atau pelepasan saham ini direncanakan akan dilakukan setelah jalan tol Semarang-Demak beroperasi penuh, yang diperkirakan pada April 2027. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa nilai investasi yang dilepas mencerminkan potensi pendapatan dan nilai aset yang optimal.

Selain jalan tol Semarang-Demak, PTPP juga sedang dalam proses divestasi untuk dua anak perusahaan lainnya yang bergerak di sektor penyediaan air minum dan perkeretaapian. Aksi korporasi ini diharapkan dapat menghasilkan dana segar sekitar Rp 3 triliun. Dana yang diperoleh dari divestasi ini akan digunakan untuk memperkuat posisi kas perusahaan dan mendukung pengembangan proyek-proyek strategis lainnya.

"Dari divestasi dua anak perusahaan ini, kita merencanakan total proceeds-nya kurang lebih di Rp 3 triliun dengan laba kurang lebih di Rp 1 triliun," imbuhnya.

Untuk memastikan kelancaran proses divestasi, PTPP telah menunjuk konsultan keuangan sebagai pendamping. Perusahaan menargetkan penandatanganan Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) pada Mei 2025 dan Sales Purchase Agreement (SPA) pada Juni 2025. Dengan demikian, proses divestasi diharapkan dapat selesai pada pertengahan tahun 2025.

"Harapannya nanti di bulan Mei sudah ada GSBA (yang seharusnya CSPA) dan SBA di bulan Juni. Sehingga kita akan bisa mem-proceed dua anak usaha tersebut," pungkasnya.