Studi Banding Pengelolaan Sampah, Wali Kota Sahinbey Jajaki Jakarta
Kedatangan Wali Kota Sahinbey, Turki, Mehmet Tahmazoglu, ke Jakarta menjadi momentum penting dalam pertukaran gagasan terkait pengelolaan sampah. Fokus utama kunjungan ini adalah mempelajari strategi efektif yang mengintegrasikan peran pekerja sektor informal ke dalam sistem pengelolaan sampah yang lebih terstruktur.
Inisiatif ini berlatar belakang pada upaya Sahinbey dalam meningkatkan kualitas hidup para pekerja sektor informal. Kemitraan dengan WWF Turkiye dalam proyek yang didanai Uni Eropa sejak 2024 menjadi langkah konkret menuju tujuan tersebut. Proyek ini berupaya memformalkan peran pekerja informal dalam pengelolaan sampah kota selama tiga tahun ke depan.
"Kami ingin meningkatkan kondisi kerja dan pengakuan profesional bagi para pekerja sampah, yang memikul beban besar dalam menjaga keberlanjutan lingkungan," ujar Mehmet. Hal ini selaras dengan Proyek Nol Sampah yang digagas oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Urbanisasi Turki, di mana Sahinbey telah mencatatkan kemajuan signifikan dalam daur ulang.
Dalam kunjungan tersebut, delegasi Turki meninjau berbagai fasilitas pengelolaan sampah di Jakarta, termasuk bank sampah, fasilitas daur ulang yang melibatkan pemulung, dan lokasi-lokasi pengelolaan sampah lainnya. Mereka juga berdiskusi dengan Wali Kota Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim, yang wilayahnya menjadi model percontohan Peta Jalan Nasional Pengelolaan Sampah.
"Kami merasa terhormat dapat berbagi pengalaman dengan kolega dari Turki, dan bangga bahwa pendekatan berbasis komunitas yang kami terapkan mendapat apresiasi," kata Ali Maulana Hakim. Keberhasilan Jakarta Utara dalam pengelolaan sampah merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku usaha kecil, dan organisasi masyarakat, dengan mengakui peran penting pekerja sektor informal sebagai garda terdepan dalam pelestarian lingkungan.
Kedua belah pihak menekankan urgensi penanganan polusi plastik secara komprehensif, baik melalui pengurangan produksi limbah maupun peningkatan efektivitas sistem pengelolaan sampah. Keduanya berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama dan berbagi pengetahuan dalam membangun sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
"Pelajaran penting yang kami dapatkan adalah perlunya memperkuat sistem pengumpulan sampah, mulai dari pemilahan yang benar di tingkat rumah tangga hingga penyediaan infrastruktur penyimpanan dan transportasi yang memadai," jelas Mehmet.
Kunjungan ini difasilitasi oleh program Plastic Smart Cities WWF, dengan mengunjungi lokasi-lokasi seperti Lapak UD Mulia Jaya, Bank Sampah Induk Kumala, TPS3R Joe, Lapak Gudang 45, dan Waste4Change Supplier Point. Fasilitas-fasilitas ini mempresentasikan berbagai model integrasi pemulung ke dalam sistem pengelolaan sampah formal, memberikan mereka penghasilan stabil, kondisi kerja yang lebih baik, dan pengakuan sosial yang layak.