Kinerja Gemilang Awal Tahun, Penjualan PT PAM Mineral Tbk Meroket

PT PAM Mineral Tbk (NICL), perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan nikel, mencatatkan performa yang impresif pada kuartal pertama tahun 2025. Emiten berkode saham NICL ini berhasil membukukan penjualan sebesar Rp 543,91 miliar, melonjak tajam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan signifikan ini didorong oleh peningkatan volume penjualan nikel yang mencapai 995.834 wmt, naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan kuartal pertama tahun 2024 yang hanya sebesar 222.791 wmt. Peningkatan volume penjualan ini secara langsung berdampak positif pada perolehan laba kotor perusahaan.

Laba kotor NICL mengalami peningkatan yang luar biasa, dari Rp 43,29 miliar menjadi Rp 291,81 miliar. Hal ini berimbas pada peningkatan marjin laba kotor yang mencapai 53,65 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang hanya 37,07 persen. Manajemen perusahaan mengungkapkan bahwa peningkatan marjin ini tidak hanya didukung oleh kenaikan penjualan, tetapi juga oleh efisiensi operasional yang terus diupayakan.

Direktur Utama NICL, Ruddy Tjanaka, menyampaikan bahwa meskipun industri nikel nasional menghadapi tantangan berupa penurunan harga acuan nikel domestik, perusahaan mampu mengatasi tantangan tersebut. Peningkatan laba kotor juga berdampak positif pada laba usaha perusahaan yang melesat dari Rp 19,56 miliar menjadi Rp 251,9 miliar.

Total aset perusahaan juga mengalami pertumbuhan, mencapai Rp 1,26 triliun pada akhir Maret 2025, meningkat dibandingkan posisi akhir tahun 2024 sebesar Rp 1,05 triliun. Sementara itu, total ekuitas perusahaan naik menjadi Rp 1,07 triliun, didorong oleh peningkatan saldo laba tahun berjalan.

Manajemen NICL menyadari bahwa tahun 2025 akan diwarnai dengan fluktuasi harga nikel akibat dinamika geopolitik dan ekonomi global. Namun, keputusan Kementerian ESDM untuk tidak memotong kuota bijih nikel memberikan sentimen positif bagi industri nikel dalam negeri.

Selain itu, implementasi Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2025 tentang Tarif Royalti Minerba akan berdampak pada kinerja seluruh perusahaan pertambangan nikel, termasuk NICL. Untuk menghadapi kondisi ini, NICL akan terus berupaya melakukan efisiensi dalam kegiatan produksi.

Guna mendukung pertumbuhan berkelanjutan, NICL terus melakukan kegiatan pengeboran untuk pengembangan sumber daya dan penambahan cadangan tambang. Selain itu, perusahaan juga fokus pada peningkatan produksi, penerapan prinsip ESG dan GCG, pembaharuan studi kelayakan dan addendum AMDAL, peningkatan mutu, pengembangan sistem digitalisasi, serta penyelesaian proses akuisisi.

Berikut adalah daftar inisiatif yang dijalankan perusahaan:

  • Pengembangan sumber daya dan penambahan cadangan tambang
  • Peningkatan produksi
  • Penerapan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) serta GCG (Good Corporate Governance)
  • Pembaharuan Studi Kelayakan (FS) dan Addendum AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
  • Peningkatan mutu (Quality Assurance/Quality Control)
  • Pengembangan sistem digitalisasi
  • Penyelesaian proses akuisisi