Refleksi dan Inspirasi: Untaian Puisi Menyambut Hari Pendidikan Nasional 2025

Hari Pendidikan Nasional yang diperingati setiap tanggal 2 Mei menjadi momentum penting untuk merefleksikan makna pendidikan bagi kemajuan bangsa. Semangat untuk terus belajar dan mengembangkan diri dapat diungkapkan melalui berbagai cara, salah satunya adalah melalui puisi.

Puisi, sebagai karya sastra yang indah, mampu menyampaikan pesan-pesan inspiratif tentang pendidikan secara mendalam. Berikut adalah beberapa contoh puisi bertema pendidikan yang diharapkan dapat membangkitkan semangat dan motivasi dalam menuntut ilmu:

  • Buku (Karya: Erni Ristyanti)

    Buku, sumber ilmu tak ternilai, Tempat belajar, membaca setiap hari. Dari tak tahu, kini berpengetahuan, Jendela dunia, menuju kesuksesan.

    Lembar demi lembar kubaca saksama, Hingga waktu terlupa, terhanyut dalam pesona. Terima kasih buku, teman setia, Membimbing meraih cita-cita mulia.

  • Teratai (Karya: Sanusi Pane)

    Kepada Ki Hajar Dewantara, pahlawan bangsa, Di kebun Indonesia, teratai tumbuh perkasa. Tersembunyi indah, tak lekang oleh waktu, Akarnya kokoh, di hati dunia bersatu.

    Daun bersemi, Laksmi menari riang, Walau terabaikan, seroja tetap gemilang. Oh, teratai bahagia, di bumi pertiwi, Menjaga zaman, dengan semangat abadi.

  • Ajari Aku (Karya: Ilham)

    Di waktu kecilku, ku ingin kau ajari, Membaca, agar dunia dapat kumengerti. Bicara, merangkai kata penuh arti, Menulis, menyusun aksara sejati.

    Ajari aku menapak, tanpa salah arah, Berhitung, meraih untung berkah. Membagi, agar bisa berbagi sesama, Bernyanyi, agar hidup tak terasa hampa.

    Jangan lupa, ajari aku mengaji, Agar hidup penuh arti, tak sepi di hati. Ajari aku sembahyang, kenal Sang Pencipta, Hamba tersayang, di akhir cerita.

  • Wasiat Seorang Guru (Karya: Trihartati)

    Anakku, dengarlah wasiatku ini, Cintamu pada ilmu, satukan di hati. Berburu ilmu, ke rimba raya, Susuri jalan belukar, jangan putus asa.

    Tantanglah matahari, tepati janji, Jemput cahaya-Nya, tanpa henti. Berpikir sungguh, berjuang selalu, Ilmu tak datang, jemputlah dengan pilu.

    Inilah wasiatku, sebelum waktu menua, Berbekallah ilmu, ayun langkah mulia.

  • Puisi Matematikaku (Karya: Yulianti Sri Rahayu)

    Satu tambah satu, sama dengan dua, Dua tambah dua, sama dengan empat angka. Ayam turun sepuluh, mati satu tinggal sembilan, Matematika, ilmu pasti tak terhindarkan.

    Positif kali positif, hasilnya positif, Positif kali negatif, hasilnya negatif. Negatif kali positif, tetap negatif, Negatif kali negatif, jadilah positif.

    Jika benar adalah positif, salah adalah negatif, Terapkan perkalian ini dalam hidup yang relatif.

  • Para Pelajar (Karya: Elfrida Octaviani)

    Kami tumbuh, hidup, berdiri, mati, Untuk Indonesia, negeri kami. Bukan hanya meminta, dengan jeritan, Tapi mengalirkan ilmu, meringankan beban.

    Malam tergelap, sebelum fajar tiba, Rintangan mengajar, esa hilang dua terbilang. Harapan tak hilang, terus berjuang, Demi Indonesia, tercinta dan tersayang.

  • Pahlawan Pendidikanku (Karya: Roberta Nurlita)

    Dahulu ku tak tahu, arti dunia ini, Hampa tanpa coretan, di kertas sepi. Hanya bermain, hingga surya terbenam, Kini dunia berwarna, tak lagi kelam.

    Terima kasih pahlawan, guru tercinta, Pendidikan membukakan, jalan bercahaya. Anganku kugapai, setinggi langit biru, Menjadi penerusmu, baktiku untukmu.

  • Aku Rela Dididik (Karya: David Aribowo)

    Aku rela ditegur, demi kesabaranmu, Belajar giat, karena nasihatmu. Dididik dengan ikhlas, karena saranmu, Tak rela mencontek, karena janjimu.

    Kau rela mendidikku, merubah hidupku, Membimbingku selalu, walau bandel diriku. Menyayangiku tulus, walau letih ragaku, Memberi jasa, untuk masa depanku.

  • Ilmu Please Stand by Me (Karya: Indra Haksari)

    Malam sepi, mimpi tak kunjung datang, Kopi tak cukup, menemani berjuang. Ilmu, mengapa sulit kurangkai di sini? Melayang pergi, tak mau dipahami.

    Siapa yang salah, aku atau guru? Terlalu bodohkah aku, atau terlalu tinggi ilmumu? Ayolah ilmu, jangan terus berlari, Agar ku mampu, hadapi mentari pagi.

  • Impianku (Karya: Herlinda Ayu)

    Pendidikan kutempuh, sejak TK hingga sarjana, Banyak yang berjuang, membantu selama ini. Bapak, ibu, orang tua tercinta, Guru yang ikhlas, mengajar tanpa ragu.

    Kini kurasakan, indahnya impian, Tak lagi di angan, nyata kurasakan. Pengorbanan tak sia-sia, perjuangan berarti, Menjadikanku tahu, arti hidup sejati.